RADARSEMARANG.COM, Kebugaran jasmani merupakan salah satu materi yang penting diberikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK). Karena secara tidak sadar akan meningkatkan kebugaran pada tubuh siswa. Diperlukan model pembelajaran yang variatif, yaitu dengan memberikan metode bermain.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diberikan kepada guru pendidikan jasmani dan siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Semarang diharapkan siswa dapat memahami konsep pembelajaran kebugaran jasmani. Sehingga siswa senang, tidak mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Kebugaran jasmani menurut Sadoso (1989:9), kesegaran jasmani adalah keadaan atau kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas atau tugas-tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keadaan-keadaan mendadak. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat.
Pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar ini diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat sesuai dengan kurikulum 2013. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup.
Di SMP Negeri 28 Semarang diterapkan model pembelajaran beraktivitas jasmani sambil bermain. Aktivitas ini merupakan salah satu metode yang tepat di mana keaktifan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sekalipun sambil bermain mereka sudah melaksanakan kegiatan jasmani sebagai upaya untuk menjaga kebugaran tubuh. Hal ini sangat bagus untuk melatih kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif siswa. Karena model pembelajaran dengan pendekatan bermain sebagai variabel terikat (dependent variable).
Model pembelajaran dengan pendekatan bermain adalah salah satu bentuk pembelajaran jasmani yang dapat diberikan di segala jenjang pendidikan dan harus dipertimbangkan faktor usia, perkembangan fisik, dan jenjang pendidikan.
Model pembelajaran dengan pendekatan bermain erat kaitannya dengan perkembangan imajinasi perilaku yang sedang bermain. Karena melalui daya imajinasi, maka permainan yang akan berlangsung akan jauh meriah. Oleh karena itu, sebelum melakukan kegiatan, maka guru pendidikan jasmani, sebaiknya memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada siswanya imajinasi tentang permainan yang akan dilakukannya.
Sesuai dengan karakteristik siswa SMP usia 12-16 tahun, kebanyakan dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu, guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut, seluruh aspek perkembangan manusia, baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan.
Untuk itu, penulis berkesimpulan bahwa model pembelajaran dengan pendekatan bermain dapat diterapkan dalam pendidikan jasmani untuk semua jenjang pendidikan agar tingkat kebugaran jasmani siswa dapat lebih ditingkatkan. (gml1/aro)
Guru PJOK SMP Negeri 28 Semarang