RADARSEMARANG.COM, Membentuk siswa yang berkarakter di SD Negeri Ngesrep 02 bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus-menerus dan refleksi mendalam untuk membuat serentetan keputusan moral yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata. Sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat seseorang.
Selain itu, pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar, dan dirasakan, di mana banyak persoalan muncul yang diidentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai – nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr Martin Luther King, yakni kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktikkan. Penanaman pendidikan karakter sebagai tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah harus diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang diteladankan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di SD Negeri Ngesrep 02.
Diawali dengan belajar taat pada peraturan sekolah, dan ditegakkan secara disiplin. Apalagi SD Negeri Ngesrep 02 baru saja mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak pada 22 Februari 2020 lalu. Ini menjadi penyemangat awal warga sekolah untuk mendukung gerakan antibullying dan antikekerasan.
SD Negeri Ngesrep 02 juga berkomitmen untuk menuju Sekolah Adiwiyata dengan gerakan Lilang Lisabung atau Lima Langkah Lihat Sampah Ambil Buang. Gerakan ini sangat efektif menjadikan sekolah lebih bersih dan sehat. Selain itu, penanaman karakter mencintai lingkungan dilakukan dengan mengajak siswa dan guru menghijaukan sekolah menjadi asri dan rindang.
Penanaman pendidikan karakter berikutnya adalah perilaku 5S atau Senyum Salam Sapa Sopan dan Santun. Ini merupakan upaya yang harus melibatkan semua kepentingan dalam pendidikan. Langkah awal yang perlu dilakukan di SD Negeri Ngesrep 02 adalah membangun kemitraan dan jejaring pendidikan antara lain: lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan masyarakat.
Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil apabila dalam lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Pemberdayaan keluarga sebagai pondasi awal penanaman karakter yang didukung oleh lingkungan masyarakat dan kondisi pembelajaran di sekolah memperkuat proses pembentukan tersebut. Lingkungan masyarakat sangat memengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai – nilai etika dan estetika untuk pembentukan karakter seseorang.
Menurut Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, memengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Selain itu, karakter yang harus dimiliki siswa di antaranya: kerja sama, disiplin, taat, dan tanggung jawab. SD Negeri Ngesrep 02 berupaya kuat untuk turut serta membentuk karakter anak bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia. (by2/aro)
Kepala SD Negeri Ngesrep 02, Banyumanik, Semarang