RADARSEMARANG.COM, Kata globalisasi sudah sering terdengar dalam kehidupan kita sehari-hari dan tidak dapat dipisahkan. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik. Globalisasi yang semakin pesat akan membawa dampak bagi kehidupan manusia di berbagai belahan dunia, baik dampak positif maupun negatif. Materi tentang pentingnya globalisasi juga diajarkan dalam kurikulum PKn di sekolah. Harapannya, siswa di sekolah mampu memahami tentang pentingnya globalisasi bagi bangsa Indonesia, serta siswa dapat berperan dalam menghadapi pengaruh globalisasi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran, materi tentang pentingnya globalisasi bagi bangsa Indonesia, guru masih menggunakan metode yang kurang menarik. Pembelajarannya konvensional yang lebih dominan berpusat pada guru. Sehingga siswa menjadi pasif dan tidak ada interaksi antarsiswa maupun dengan guru. Metode ceramah satu arah yang kurang menarik minat dan motivasi siswa, sehingga menimbulkan kebosanan pada diri siswa, menjadi kurang aktif, dan kurang fokus. Bahkan ada beberapa siswa yang mengantuk, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan kualitas pembelajaran, dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Anita Lie (1994: 21) mengemukakan bahwa jigsaw merupakan metode dari model pembelajaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Tujuan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah agar siswa lebih aktif dengan melatih kerja sama antarsiswa dalam kelompok, serta meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya, serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas IX SMP Negeri 3 Subah pada materi globalisasi. Sehingga siswa lebih mudah memahami tentang makna pentingnya globalisasi bagi bangsa Indonesia melalui model diskusi kooperatif tipe jigsaw.
Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dibagi menjadi dua anggota kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok kecil atau disebut kelompok inti, beranggotakan empat siswa. Setiap siswa diberikan kertas warna-warni yang bertuliskan nomor dengan menempelkan di dada masing-masing siswa. Misalnya, nomor satu, dua, tiga, dan empat. Langkah selanjutnya adalah membagi materi yang sedang diajarkan, yaitu tentang pentingnya globalisasi di Indonesia. Kemudian masing-masing siswa dalam kelompok asal mendapatkan tugas/materi yang berbeda. Siswa dengan nomor dada sama mendapat tugas/materi yang sama pada masing-masing kelompok.
Tiap siswa membaca bagian materi yang ditugaskan. Setelah itu, anggota kelompok dengan nomor dada sama dan yang telah mempelajari tugas/materi yang sama bertemu dalam kelompok baru atau yang disebut dengan kelompok ahli untuk mendiskusikan tugas/materi mereka. Setelah selesai diskusi sebagai kelompok ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajarkan teman satu kelompok mereka tentang materi yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Kemudian pada sesi akhir, tiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi, serta guru memberikan evaluasi dari apa yang disampaikan oleh siswa dengan melakukan tanya jawab. Dengan penerapan model pembelajaran jigsaw, siswa menjadi lebih aktif saat menyampaiakan materi tentang globalisasi, terdapat interaksi, baik antarteman maupun dengan guru. Suasana pembelajaran di kelas pun menjadi lebih menarik, aktif, efektif dan tidak membosankan. Juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pentingnya globalisasi bagi bangsa Indonesia. (pkn1/aro)
Guru PKn SMP Negeri 3 Subah, Kabupaten Batang