RADARSEMARANG.COM, Pada pembelajaran kooperatif, siswa atau peserta didik dibagi dalam kelompok kelompok kecil yang heterogen. Hal ini dimaksudkan agar dalam setiap kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah terhadap pemahaman materi matematika. Sehingga siswa yang pandai mengajari yang lemah dan yang tahu memberi siswa yang belum tahu.
Siswa yang pandai mampu mengajak teman yang kurang paham, sehingga siswa yang kurang paham menjadi berminat dalam mempelajari materi. Demikian juga sebaliknya, siswa yang pandai mempunyai keinginan menyalurkan ilmu yang dimiliki. Model seperti ini membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam mempelajari matematika.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat kepemimpinan yang dipegang bersama tetapi ada pembagian tugas selain kepemimpinan dan juga terdapat ketergantungan yang positif di antara anggota kelompok dan antar kelompok. Hal ini dikarenakan setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas keberhasilan melaksanakan tugas kelompok dan tugas individual (tugas tidak selalu berupa mengerjakan tugas, dapat juga memahami materi pelajaran, sedemikian hingga dapat menjelaskan materi itu).
Masing-masing kelompok dihadapkan dengan suatu permasalahan matematika dan setiap siswa diberikan kesempatan bekerja untuk memecahkan masalah dan mendiskusikan masalah. Siswa dituntut untuk kreatif dalam mencari strategi pemecahan masalah matematika yang memiliki berbagai macam cara pemecahannya. Pemecahan masalah yang disampaikan juga harus logis dan dalam matematika diperlukan pemecahan yang terstruktur, tersusun dari langkah pemecahan yang pertama ke langkah yang berikutnya. Hal ini menjadikan siswa kreatif dan berpikir logis.
Diskusi pada proses pembelajaran kooperatif terdapat adanya saling tukar pikiran untuk memecahkan persoalan matematika. Siswa berbagi pengalaman, sharing pendapat dan saling membantu dengan tuntutan setiap anggota memahami jawaban atau tugas yang diberikan pada kelompok tersebut. Setiap siswa mempunyai hak untuk mengemukakan pendapatnya. Dan peserta yang lain harus memperhatikan dan menghargai pendapat rekannya tersebut. Penghargaan dan perhatian terhadap pendapat orang lain merupakan suatu bentuk sikap yang positif.
Setiap anggota kelompok harus siap menyajikan hasil kerja kelompok, setelah mengambil kesimpulan yang berasal dari pendapat-pendapat anggota dalam diskusi tersebut. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan hasil kesimpulan dengan cara berfikir matematis. Hasil kesimpulan yang dibuat memiliki asumsi benar atau salah. Dengan diskusi siswa dapat menentukan kesimpulan yang benar dan salah. Kesimpulan yang benar digunakan dan yang salah dicari letak kesalahannya. Kondisi ini mengajarkan siswa mampu membedakan dan melaksanakan suatu yang benar dan mempertahankannya serta dapat mengintrospeksi dan membenarkan suatu kesalahan.
Pembelajaran kooperatif dapat memanfaatkan media, penyampaian materi yang diberikan hendaknya menarik, tidak membosankan dan mampu mengajak siswa untuk berpikir memecahkan berbagai macam permasalahan dan variasi kegiatan. Jadi pembelajaran kooperatif sangat cocok dan sesuai dalam memahami dan menguasai materi dalam mata pelajaran matematika. (mat2/ton)
Guru Matematika SMP N 2 Tulis Kabupaten Batang