27 C
Semarang
Tuesday, 17 June 2025

Teori Konstruktivisme untuk Pembelajaran Kritis Konflik Sosial

Artikel Lain

Oleh : Dian Puspita Rini, S.Sos., MA

 

RADARSEMARANG.COM, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat. Objek kajian sosiologi adalah realitas yang ada di masyarakat. Pembelajaran sosiologi menjadi pembelajaran yang menyenangkan karena kita mempelajari kehidupan sehari-hari di masyarakat. Stigma di peserta didik bahwa sosiologi merupakan pelajaran yang membosankan dan sekedar text book perlu diubah. Karena sosiologi mempelajari kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat bisa memudahkan peserta didik SMA Negeri 3 Pemalang untuk belajar mengenai realitas Konflik Sosial.

Konflik Sosial berasal dari bahasa latin yakni configure yang memiliki arti saling memukul. Secara sosiologi, konflik berarti sebagai suatu proses sosial yang terjadi di antara dua orang atau bahkan lebih (bisa juga dalam bentuk kelompok) di mana salah satu pihak berupaya untuk menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkannya atau membuat tidak berdaya. Konflik pada umumnya dikenal sebagai suatu bentuk pertentangan atau perbedaan ide, pendapat, paham atau juga kepentingan yang terjadi di antara dua pihak atau lebih.

Pembelajaran sosiologi akan menjadi menyenangkan ketika materi pelajaran Konflik Sosial dikaitkan dengan kehidupan sosial di masyarakat sehari-hari. Pelajaran hakikatnya untuk menjadi menarik dan mudah diikuti peserta didik. Perasaan senang dan motivasi peserta didik untuk belajar giat harus ditumbuhkan agar pembelajaran menjadi lancar ikut menentukan keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu perlu diperhatikan oleh guru bagaiamana cara dan proses pembelajaran yang efektif agar pelajaran Konflik Sosial menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

Salah satu karakteristik pembelajaran efektif dalam mata pelajaran sosiologi adalah pembelajaran tersebut dapat merespons kebutuhan individual peserta didik secara umum. Dalam materi Konflik Sosial, guru dapat menggunakan diskusi bersama untuk merangsang keaktifan semua peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, guru harus bisa merangkul seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Jangan hanya satu atau dua siswa saja yang pintar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Peserta didik melalui proses ini dapat menyerap atas apa yang diberikan sehingga adanya perubahan lebih baik dari peserta didik.

Teori belajar konstruktivisme adalah metode tepat untuk pembelajaran Konflik Sosial karena tujuan pembelajaran ini menghasilkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir sendiri untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. Makna belajar konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif. Peserta didik membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dan dimilikinya (Shymansky, 1992).

Konflik Sosial adalah masalah yang sering ditemui di kehidupan masyarakat. Dalam sosiologi guru menggunakan diskusi bersama untuk merangsang keaktifan semua peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode ini siswa dapat melihat langsung objek yang diamati yaitu pengamatan pada gejala sosial di masyarakat. Kosntruktivisme membuat peserta didik membangun pengetahuan atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna sesuai dengan pengalamannya. Jadi siswa dapat aktif untuk menyampaikan pendapat saat berdiskusi dengan bimbingan guru. Pelajaran sosiologi menjadi menarik karena melibatkan masalah-masalah sosial yang terjadi di kehidupan sekitar. Peserta didik klas XI IPS SMA Negeri 3 Pemalang pun akan antusias dan tertarik untuk mengikuti diskusi dengan baik. Kita sebagai guru harus dapat mengondisikan metode pembelajaran agar tidak terjadi kejenuhan peserta didik dalam belajar sosiologi di SMA Negeri 3 Pemalang. (pm1/lis)

Guru Sosiologi SMA Negeri 3 Pemalang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya