27.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Lancar Membaca dengan Make A Match

Artikel Lain

Oleh : Anna Setiya Dewi, S.Pd.SD

 

RADARSEMARANG.COM, Membaca adalah salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dari membaca akan diketahui apa makna yang tersirat dalam sebuah tulisan. Lazimnya keterampilan membaca dimulai sejak dini. Ketika anak mulai duduk di bangku sekolah dasar diharapkan sudah dapat membaca dengan baik.

Namun kenyataannya kelas dua di SDN 01 Kabunan, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang belum semuanya lancar dalam membaca. Masih ada beberapa anak yang masih lamban, tersendat, dan mengeja lama dalam membaca.

Berdasar hal tersebut, penulis sebagai guru mengambil langkah mengajak anak-anak belajar sambil bermain dengan model pembelajaran make a match. Make a match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan  bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007:59).

Namun di sini penulis sedikit memodifikasi  cara mencari pasangan. Tidak mencari pasangan antarteman tetapi setiap anak akan memasangkan pada gambar yang disediakan. Ini karena anak-anak masih dalam tahap melancarkan bacaannya.

Tahap pertama, siapkan beberapa gambar berwarna agar lebih menarik  dalam ukuran kertas folio untuk ditempel. Usahakan pilih gambar dengan objek-objek yang familiar bagi anak-anak. Kedua, siapkan kartu-kartu berisi kalimat sederhana yang menggambarkan objek dalam gambar.

Ketiga, setiap anak diminta untuk memilih satu kartu untuk kemudian dibacakan dengan suara lantang dan selanjutnya dipasangkan di bawah gambar yang dimaksud pada kartu. Jika anak membaca dan memasangkan pada gambar dengan benar maka berikan penghargaan dengan pujian dan tepuk tangan meriah oleh teman sekelas. Jika belum sempurna dalam membaca tetap dibimbing sampai anak tersebut berhasil agar tumbuh rasa percaya diri.

Selama pembelajaran berlangsung, hal yang teramati adalah anak sangat antusias dalam belajar. Semangat juga ceria. Anak yang tadinya merasa minder, atau tidak percaya diri karena merasa masih lamban, belum lancar membaca, terlihat lebih ceria bahkan mungkin bahagia karena merasa tidak terbebani.

Model pembelajaran serupa penulis lakukan kembali pada pertemuan berikutnya. Tentu saja menggunakan media gambar-gambar yang berbeda dengan gambar sebelumnya. Begitu juga dengan potongan-potongan kertas berisi kalimat-kalimat sederhana yang sesuai dengan gambar. Di luar dugaan, anak-anak meminta untuk cepat dilaksanakan. Mereka merasa siap dan senang. Pun pada anak-anak yang masuk kategori lamban membaca terjadi peningkatan yang cukup baik karena pelan tapi pasti mereka lancar dalam membaca.

Dengan hasil tersebut penulis simpulkan bahwa pembelajaran make a match dengan sedikit modifikasi yang disesuaikan dengan tahapan belajar anak, sangat membantu bagi anak yang masih lamban dan belum lancar membaca, dapat dengan cepat dan lancar membacanya. Anak senang dan semangat mengikuti pembelajaran karena merasa tidak terbebani. Mereka tidak menyadari bahwa kegiatan yang dilakukan membawa mereka belajar dalam permainan tersebut. Menjadi bisa membaca dan memahami makna tulisan.

Rangsangan yang tepat akan sangat membantu keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Tidak dipungkiri pula bahwa guru tetap dituntut kreatif demi kelancaran dan keberhasilan anak-anak dalam belajar. Jangan pernah ragu dan terus semangat demi kemajuan anak bangsa. (pm1/lis)

 

Guru SD Negeri 01 Kabunan, Taman, Kabupaten Pemalang

 

 

 

 

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya