RADARSEMARANG.COM, ADANYA permainan dalam belajar, peserta didik akan senang dan terhindar dari rasa jenuh dan bosan. Selain itu, belajar sambil bermain akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif ketimbang model belajar yang sekedar mendengarkan guru berbicara.
Salah satu model pembelajaran yang patut dicoba untuk bisa mengaplikasikan hal tersebut di atas adalah model pembelajaran talking stick. Model pembelajaran talking stick merupakan satu dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran ini, peserta didik akan memperguanakan tongkat sebagai sarana belajar mereka.
Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran dengan pengaplikasian tongkat dalam kegiatan. Hal yang pertama guru lakukan adalah mengambil tongkat dan memberikannya kepada peserta didik. Setelah itu, guru memberikan sebuah pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan dari gurunya tersebut. Demikian seterusnya, sampai semua peserta didik mendapatkan giliran menjawab pertanyaan.
Dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stik ini, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 heterogen. Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, persahabatan atau minat, yang dalam topik selanjutnya menyiapkan dan mempersentasekan laporannya kepada seluruh kelas.
Pembelajaran dengan model Talking Stick bertujuan mendorong peserta didik berani mengemukakan pendapat. Selain itu, model pembelajaran Talking Stick sebagai pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara kelompok.
Metode Talking Stick sebaiknya menggunakan iringan musik ketika stick bergulir dari satu peserta didik ke peserta didik lainnya dalam menentukan peserta didik yang menjawab pertanyaan. Hal ini bertujuan agar peserta didik menjadi lebih semangat, termotivasi serta proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Model pembelajaran talking stick merupakan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat.
Model pembelajaran talking stick ini sangat tepat digunakan dalam pengembangan proses pembelajaran PAIKEM yaitu pembelajaran partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran talking stick bisa dilihat pada poin-poin berikut, 1) Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. 2) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 sentimeter. 3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran. 4) Peserta didik berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana. 5) Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan. 6) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok. Setelah itu, guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. 7) Peserta didik lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. 8) Guru memberikan kesimpulan. 9) Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu. 10) Guru menutup pembelajaran.
Kelebihan dari metode talking stick dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga peserta didik tidak tegang dan bisa belajar dengan baik, peserta didik merasa termotivasi dan senang untuk dapat mengikuti pelajaran serta dapat menguasai materi pelajaran,
Metode ini bermanfaat untuk menguji kesiapan peserta didik dalam KBM, melatih kecepatan peserta didik dalam mempelajari materi, melatih keberanian peserta didik dalam mengemukakan pendapat, melatih peserta didik dalam menghargai ide serta jawaban orang lain dan menumbuhkan tingkat kepercayaan diri pada peserta didik.
Kekurangan dari metode ini adalah pembelajaran tidak efektif. Jika peserta didik tidak memperhatikan, akan menghambat proses pembelajaran serta membutuhkan waktu yang agak lama.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode talking stick membuat peserta didik selalu siap dalam mengikuti pembelajaran. Sebab, semua memiliki kesempatan untuk ditunjuk dan menjawab pertanyaan.
Selain itu, kegiatan estafet sambil bernyanyi membuat peserta didik merasa gembira dan tidak tegang selama menunggu giliran menjawab pertanyaan. Metode ini cocok digunakan untuk penguatan materi, sehingga peserta didik tidak bosan dengan materi yang diajarkan. Harapannya dengan metode ini, dapat meningkatkan minat belajar peserta didik terutama pada mata pelajaran PPKn kelas VII SMPN 2 Bojong. (*/ida)
Guru PKn SMP Negeri 2 Bojong Kabupaten Pekalongan