RADARSEMARANG.COM, Kurikulum merupakan acuan bagi pendidik saat proses belajar mengajar. Saat ini kurikulum sering berubah-ubah karena sesuatu perbaikan dari kurikulum sebelumnya.
Namun mengapa perubahan kurikulum begitu cepat? Bahkan belum semua pendidik memahami dengan benar kurikulum yang sudah tergantikan dan masih menggunakan kurikulum yang lama.
Apakah pendidik harus melompati kurikulum yang sudah terlewati, atau harus melaluinya dahulu sebelum ke kurikulum terbaru? Pendidik dan siswa merasa bahwa kurikulum terlalu banyak menuntut dari pada menuntun pendidikan.
Perkembangan kurikulum yang saat ini terjadi sangat dirasakan dampaknya bagi daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal). Mengambil kutipan dari kompasiana.com (24 agustus 2023) kurangnya insfrastruktur yang memadai, guru yang terlatih, dan kurikulum yang tidak sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat setempat.
Hambatan-hambatan tersebut memberikan tuntutan untuk pemerintah agar lebih teliti dalam membagikan sarana prasarana pendidikan yang lebih baik terkhusus daerah 3T.
Pergantian kurikulum yang terjadi sekarang disesuaikan dengan perubahan zaman yang semakin canggih. Semula hanya menggunakan media kertas berupa LKS (lembar kerja siswa) dan buku-buku yang berada di dalam perpustakaan, kurikulum sekarang lebih bijak dalam menggunakan teknologi.
Seperti penggunaan media elektronik untuk membelajarkan capaian dan tujuan belajar yang akan dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat peserta didik.
Tuntunan tersebut memberikan keleluasaan bagi peserta didik dalam mengakses informasi pembelajaran yang akan berlangsung atau sedang berlangsung.
Kurikulum Merdeka belajar yang saat ini sedang berjalan menuntut kemandirian peserta didik. Seperti yang dikatakan Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, kemandirian diartikan bahwa peserta didik memiliki kebebasan dalam mengakses ilmu yang didapatkannya dalam pendidikan yang terjalin formal ataupun nonformal.
Hal ini menunjukan bahwa kurikulum tidak membatasi konsep pembelajaran yang terjadi di sekolah ataupun di luar sekolah.
Pengajaran kurikulum sekarang lebih memudahkan pendidik karena konstribusi yang dikerahkan oleh peserta didik lebih banyak dari pada pendidik.
Kebebasan yang tersebut akan membangun inovasi dalam diri peserta didik yang membuatnya berani menunjukkan potensi yang belum ditunjukkan.
Kurikulum Merdeka tidak hanya mengukur dan menilai peserta didik dari kompetensi dan pengetahuan saja, namun juga dari sisi kesantunan dan keterampilan yang ditunjukkan dalam mengembangkan bakat terhadap suatu bidang tertentu.
Namun dalam hal ini pendidik harus mengembangkan konsep yang inovatif agar peserta didik secara bersamaan bisa berpartisipasi aktif dan produktif bagi pendidik.
Kebebasaan dalam berkreasi, berinovasi dan berpendapat tersebut akan membuat pendidik maupun peserta didik lebih merasakan dampak positif yang ditujukan oleh kurikulum dan menghilangkan rasa tuntutan yang selama ini ditangguhkan kepada peserta didik dan pendidik.
Mengutip dari kurikulum.kemendikbud.go.id, “Kurikulum Merdeka menawarkan banyak keleluasaan pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai kebutuhan dan lingkungan peserta didik”.
Pembelajaran merdeka belajar lebih banyak diberikan kepada peserta didik untuk mengasah kepercayaan diri, membangun kerja sama dan sikap toleransi dalam mengembangkan suatu bakat yang inovatif.
Kurikulum yang sekarang menawarkan berbagai solusi kekurangan yang ada pada kurikulum sebelumnya. Pengunaan Kurikulum Merdeka Belajar tentu akan mengurangi tuntutan yang sering dijumpai oleh pendidik dan peserta didik.
Kurikulum Merdeka Belajar memudahkan pendidik menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik untuk keberlangsungan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.
Penurunan dan peningkatan tuntutan tersebut akan menjadi evalusai bagi Mendikbudristek tentang bagaimana proses pembelajaran di Indonesia akan berlangsung tanpa menuntut salah satu pihak. Dan menjadikan kurikulum sebagai tuntunan masa depan bagi bangsa dan negara. (*/lis)
Oleh : Nurul Azizah. (Mahasiswi S1), Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd.(Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PGSD UNNES)