26 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Sampah Menjadi Berkah

Oleh : Famelia Ester

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PENGELOLAAN limbah memiliki tujuan mengurangi sampah yang dihasilkan dari usaha rumah tangga dan industri kecil hingga besar. Setiap pelaku usaha memiliki tanggung jawab untuk memikirkan, mengumpulkan, dan mengelola sampah tersebut hingga dapat terurai bahkan memiliki nilai ekonomis.

Namun kesadaran pengelolaan limbah masih kurang padahal limbah tersebut dapat membawa profit. Misalnya, limbah berupa buah dan sayuran busuk/tidak layak konsumsi yang mengandung citric acid dan tidak berbau menyengat dapat fermentasi menjadi ECO ENZYME dengan alat dan bahan yang mudah didapat, caranya memilah bahan yang tidak ada belatung/ulat hancurkan, pindah ke jerigen/tong bekas yang sudah disterilkan lalu isi dengan air dan gula, diamkan selama 3 bulan dan awasi untuk tetap steril supaya tidak ada bakteri masuk membuat fermentasi gagal.

Hasilnya digunakan sebagai cairan disinfektan, pembersih lantai yang dapat digunakan sendiri/dijual kembali. Limbah makanan yang memiliki bau seperti bawang, cabai maupun sisa makanan yang sudah diolah menjadi pupuk organik jika dicampur daun kering dan diamkan 3 bulan. Selanjutnya dijadikan pakan magot yang dapat dijual sebagai pakan ternak dan sisa makanan dari magot tersebut menjadi pupuk. Hal ini dapat dilakukan kerja sama dengan peternak magot atau jika membudidaya magot sendiri dapat bekerjasama dengan peternak hewan unggas dan ikan untuk pakan ternak.

Limbah ekonomis lainnya adalah minyak jelantah. Selain dijual langsung, bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pengharum ruangan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Caranya direndam dengan arang tebu dua hari, supaya kadar asam 0,9 setara natural oil (bahan dasar pembuatan pengharum ruangan) yang dapat dijual seharga 30.000/liter. Lalu dicampur bubuk jelly, pengawet, lilin, pewarna dan aroma, kemudian masak di api kecil hingga kental dan cetak.

Lalu limbah kardus dan kertas, kardus dikelola menjadi kerajinan tangan seperti kotak tissue, rak, dan kotak pensil. Dari kertas bisa dibuat berbagai hasil kerajinan tangan juga seperti pernak-pernik, alat perkantoran dan wadah serbaguna. Caranya rendam kertas, blender hingga menjadi bubur, tambah tepung kanji/lem kayu, aduk hingga tercampur, lalu saring dengan cetakan berbentuk persegi panjang, setelah itu jemur dan dapat dibentuk sesuai keinginan.

Selain mengurangi sampah, pelaku usaha yang menghasilkan limbah dan mengelola mengharapkan pemasukan tanpa pengeluaran besar. Hal ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan UMKM sekitar sebagai supplier bahan baku dan membuat perjanjian bagi hasil, dengan demikian UMKM tetap berjalan namun pemilik sampah tidak mengeluarkan biaya dalam pengolahan limbah. Selain itu dapat menggunakan SDM dan alat yang ada di sekitar untuk melakukan proses daur ulang mengingat mudahnya proses serta alat dan bahan yang mudah didapat. Profit yang didapat bukan hanya berupa dana namun juga media promosi untuk menciptakan citra ramah lingkungan, pelaku usaha dapat menginformasikan bahwa mereka mengelola limbah mereka sendiri, dengan demikian konsumen merasa tenang untuk menggunakan produk ramah lingkungan.

Tidak hanya profit bagi perusahaan benefit untuk konsumen juga perlu untuk dipertimbangkan, misalnya merasakan fasilitas yang nyaman karena dana perusahaan dari pengelolaan limbah dapat dialokasikan secara maksimal untuk kenyamanan dan keamanan konsumen. Perusahaan juga dapat memberi souvenir kepada konsumennya dan menginformasikan bahwa souvenir tersebut ramah lingkungan, maka dapat menciptakan citra yang baik, pelanggan juga dapat merasakan langsung manfaat pengelolaan limbah tersebut.

Perbedaan sifat individu dalam menerima perubahan terbagi menjadi dua. Individu yang menerima perubahan dengan mudah menyambut konsep daur ulang dan ramah lingkungan pada produk yang digunakan. Bahkan dengan sendirinya akan muncul rasa ingin mendaur ulang juga dari pada menjadi penyumbang limbah. Sedangkan individu yang sulit menerima perubahan, bisa dengan cara memberi informasi melalui media berupa poster, brosur, iklan, dan konten sosial media yang memuat dampak dari sampah yang menumpuk, dan cara mendaur ulang, tips dan trik, supaya mereka juga ikut mendaur ulang tanpa gagal atau justru menambah sampah.

Limbah ekonomis yang diolah dapat mendatangkan profit serta peluang usaha bagi banyak pihak. Dari sampah dapat menjadi berkah berupa profit dan investasi, jika dikelola dengan baik tanpa menjadikan kegiatan pengelolahan suatu beban.

Artikel ini disusun bersama Ferdiyan Tjahyadi, Katarina Efrianti dalam kompetisi Glowmention VIII “Glow in Management Competition: Sustainable Business With Smart Environmental Management During The Uncertain Situation”. (*/ida)

Mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Katolik Soegijapranata


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya