Panitia PPDB SDN Kuningan 01 Muhammad Rizal Abror menjelaskan, SDN Kuningan 01 merupakan sekolah favorit. Sehingga jumlah pendaftar melebihi kuota yang diterima. Siswa yang diterima berdasarkan seleksi ketentuan umur dan zonasi.
“Jika semua (syarat) terpenuhi, tapi kuota penuh, maka (yang tidak diterima) kami arahkan ke SD terdekat, seperti Kuningan 02, 03, 04, dan Bandarharjo 01,” katanya.
Pemkot Semarang akan melakukan inventarisasi sekolah yang kuotanya belum terpenuhi. Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan, pihaknya kerap mendapatkan aduan dari orang tua siswa yang tidak masuk dalam zonasi, meskipun jarak antara rumah dan sekolah cukup dekat.
“Ada yang laporan kalau rumahnya dekat, tapi zonasinya berbeda, nah ini saya akan diskusi dengan Pak Bambang (Plt Disdik, red) terkait masalah itu, tentu kan ini agak aneh,” katanya saat ditemui RADARSEMARANG.COM Senin (26/6).
Mbak Ita, sapaannya, sudah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) untuk melakukan pendataan atau inventarisasi. Dalam waktu dekat pihaknya mengaku akan melakukan rapat dengan dinas terkait, dan Inspektorat.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo menyebut, sekolah kekurangan siswa atau tidak memenuhi kuota, sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Namun saat ini trennya sudah berubah, tidak lagi di sekolah pinggiran.
“Nah ini terjadi di tengah kota, mungkin penduduknya tidak ada usia anak sekolah, atau juga penduduknya sudah tidak lagi produktif, sehingga membuat alokasi ini tidak terpenuhi,” katanya.
Untuk wacana merger sekolah, lanjut politisi Partai Golkar ini, belum akan dilakukan atau disarankan oleh DPRD. Pihaknya meminta sekolah yang kekurangan siswa bisa menerima siswa secara offline.
“Untuk teknisnya atau kebijakannya ada di kepala sekolah, yang tahu situasi di lapangan. Istilahnya jangan sampai ada anak yang tidak sekolah,” tegasnya. (mia/fgr/den/ton)
