RADARSEMARANG.COM, Semarang – Lebih dari 400 siswa dari SD negeri maupun swasta di Kecamatan Semarang Utara, dilatih untuk mengawasi makanan dan jajanan. Mereka diproyeksikan menjadi pionir pengawasan pangan (detektif pangan).
Langkah tersebut menjadi bagian dari program Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang untuk efektivitas pengawasan peredaran makanan dan jajanan di lingkungan sekolah.
“Beberapa siswa SD yang direkrut dari kelas IV, V, dan VI. Mereka dibekali teori-teori, seperti pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) dan bertugas mengedukasi kawan-kawannya,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang Bambang Pramusinto, di Lapangan Sentyaki, Senin (19/6).
Tugas detektif pangan yakni mengajak siswa lain untuk membawa bekal makanan sesuai ‘Isi Piringku’. Seperti yang dikampanyekan oleh Kementerian Kesehatan. Perbandingan 50 persen buah dan sayur, serta 50 persennya lagi protein dan karbohidrat. Sehingga konsumsi B2SA bisa menjadi sebuah budaya. Sebab jika anak-anak banyak mengonsumsi jajanan yang mengandung zat seperti formalin, rhodamin B, maka akan gampang sakit-sakitan.
“Harapannya tidak ada lagi yang membawa bekal hanya nasi lauk atau mie instan tanpa sayur dan buah,” tandasnya.
Anggota detektif pangan adalah mereka yang memiliki prestasi atau rangking di kelasnya. Supaya lebih cakap dan jelas dalam memberikan informasi kepada rekannya. Mereka juga dibekali pengetahuan mengenai makanan yang mencurigakan. Seperti warna yang mencolok dan memeriksa tanggal kedaluwarsa.
“Detektif pangan ini mengawasi sementara dan berkoordinasi dengan sekolah. Jika menemukan nanti lapor ke dinas dan kami akan meluncur ke lokasi,” ujar Bambang yang juga Plt Kepala Dinas Pendidikan itu. (mia/zal)