RADARSEMARANG.COM, Semarang – Ratusan siswa SLB Negeri Semarang dilatih mandiri dan mengembangkan keterampilan melalui kemah mandiri atau pesta siaga. Kegiatan itu juga membentuk sikap peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar.
Kegiatan yang diikuti hampir 300 siswa itu digelar di lapangan sekolah. dipandu oleh pembina pramuka para siswa dengan segala keterbatasannya tampak ceria dan antusias menikmati setiap rangkaian kegiatan.
Terutama saat fun game, kerjasama sesama rekan diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kakak pendamping.
Kepala SLB Negeri Semarang Sri Sugiyarti menjelaskan, kegiatan kemah mandiri bertujuan agar anak dapat lepas dari orang tua. Yakni belajar mandiri dan tidur terpisah dengan orang tuanya. Kemah mandiri digelar selama dua hari di halaman sekolah supaya para siswa aman dan nyaman.
“Konsepnya ini memberikan edukasi kepada anak-anak tentang pendidikan karakter dan tanggungjawab,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM, Kamis (15/6).
Di sisi lain, pihaknya juga menekankan supaya siswa disabilitas saling memiliki rasa care dan aware terhadap sesama. Selain itu juga agar para siswa dapat berinteraksi langsung dengan alam dan lingkungan sekitar.
“Kegiatannya meliputi pionering, fun game, jelajah alam, pesta api unggun, dan pengukuhan kepengurusan Gudep,” terangnya.
Dijelaskan, mereka yang mengikuti kemah mandiri harus mengantongi izin dari orang tua. Sehingga, baik SMP LB maupun SMA LB yang seharusnya berjumlah 612 siswa hanya sekitar 300 siswa yang dapat ikut serta. Mereka terdiri dari tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna grahita, tuna daksa hingga autis.
“Kita berikan pembelajaran visual yang mudah diserap anak. Salah satunya membangun budaya positif seperti membuang sampah pada tempatnya,” pungkas perempuan yang akrab disapa Giyarti itu. (mia/bas)