Untuk diketahui, secara berkala OECD mengeluarkan pemeringkatan pendidikan negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia, yang berjudul PISA (Programme for International Student Assessment).
”Kita lihat saja, peringkat PISA terbaru yang dikeluarkan November-Desember nanti, apakah skor Indonesia membaik,” katanya kemarin (1/5).
Indra memprediksi skor PISA Indonesia tahun ini bakal melorot dibandingkan tahun lalu. Dia memperkirakan, alibi pemerintah nanti pasti akan menyalahkan Covid-19. Padahal, ketika skor PISA Indonesia nanti turun, disebabkan pemerintah tidak maksimal menjalankan rekomendasi OECD.
Salah satu saran dari OECD, jelas Indra, adalah pembenahan guru. Pemerintah harus bisa menciptakan iklim anak-anak yang pintar memiliki minat menjadi guru.
Bukan seperti sekarang, guru menjadi pilihan profesi terakhir. Setelah tidak diterima melamar kerja di mana-mana, banting setir menjadi guru.
”Bagaimana anak-anak yang pintar tertarik jadi guru, rekrutmen PPPK saja tidak jelas,” cetus dia. (wan/c9/fal)
—
TENTANG MERDEKA BELAJAR
- – Diluncurkan sejak 11 Desember 2019
- – Sampai saat ini sudah ada 24 episode Merdeka Belajar
Kebijakan baru dalam Merdeka Belajar, antara lain:
- – Mengembalikan kebijakan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) menjadi kewenangan guru.
- – Ujian nasional (UN) dihapus diganti dengan asesmen kompetensi minimum dan survei karakter.
- – Mahasiswa memiliki hak belajar tiga semester di luar prodi yang diambil.
- – Sebanyak 50 persen alokasi dana BOS untuk guru dan besaran dana BOS per siswa naik.
- – Meluncurkan program organisasi penggerak (POP), guru penggerak, sekolah penggerak, dana abadi perguruan tinggi, dan praktisi mengajar.
Kebijakan Merdeka Belajar yang sudah berjalan selama ini, antara lain:
- – Masuk SD tidak menggunakan ujian calistung
- – Buku bacaan bermutu
- – Revitalisasi bahasa daerah
- – Akselerasi dan pendanaan PAUD serta pendidikan kesetaraan
- – Kampus Merdeka dari kekerasan seksual
- – KIP kuliah (sebelumnya Bidikmisi)
Sumber: Kemendikbud