32 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Lima Siswa SMP IT PAPB Raih Medali Emas dan Perak di Kompetisi Science Internasional

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Lima siswa SMP Islam Terpadu PAPB Semarang memborong medali emas, perak, dan dua special awards dari Malaysia di ajang International Science and Invention Fair (ISIF). Kompetisi itu diikuti 507 peserta dari 32 negara.  Di antaranya, Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea, India, Turki, dan sejumlah negara lainnya.

Sejak 2015, SMP IT PAPB selalu menerjukan siswanya untuk mengikuti kegiatan di ajang internasional. Termasuk di event International Science and Invention Fair (ISIF).

Ketika koran ini berkunjung ke SMP IT PAPB di Jalan Panda Barat, Palebon, Pedurungan, Selasa (4/4), sejumlah siswa sedang mempersiapkan lomba di tingkat internasional dengan kategori yang berbeda. Mereka menyempatkan waktu untuk bercerita pengalamannya.

Ketua Tim Khansa Gassania mengaku, sejak di bangku kelas 7, siswa SMP IT PAPB sudah didik dan disiapkan untuk mengikuti ajang ISIF. Mereka diberikan tugas berupa project, dilanjutkan dengan tes. Terutama kemampuan Bahasa Inggris.

“Dari kelas 7 sudah diseleksi. Kita diberikan tugas, project gitu, nanti yang paling bagus ditindaklanjuti,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (4/4).

Gadis 13 tahun ini mengatakan, dibutuhkan waktu dua bulan untuk mempersiapkan project ini lebih lanjut. Mengambil tema lingkungan, ia bersama teman-temannya berhasil membuat Wind and Solar System (WSS) C-023. Yakni, pembangkit listrik tenaga angin dan matahari.

“Jadi, kalau siang, alat ini menggunakan tenaga matahari. Kalau malam kan nggak ada matahari, jadi menggunakan tenaga angin biar optimal,” jelasnya.

Khansa –sapaan akrabnya—mengaku, harus bekerja keras dalam membuat project ini. Selain mengorbankan jam pelajaran untuk latihan, ia menjadi ketinggalan mata pelajaran serta tugas dan ulangan. Kendati demikian, baginya pengalaman tidak bisa diulang dan menjadi pembelajaran yang paling baik.

Senengnya karena dapat pengalaman baru. Kalau susahnya ya itu membagi waktu. Belum kita jadi ketinggalan pelajaran dan tugas menumpuk,” akunya.

Wakil Ketua Tim Nikeisha Amleia Listiyanti menambahkan, membuat project di bidang lingkungan ini menjadi pengalaman pertamanya. Menurutnya, banyak pelajaran yang dapat diambil. Salah satunya adalah menghemat tenaga listrik.

Selain itu, dibutuhkan hati yang legowo. Selain banyak revisi dari pembimbing, menyatukan pikiran dengan teman-teman yang lain juga butuh toleransi yang tinggi. Terlebih paper dan karya lainnya harus menggunakan Bahasa Inggris. Ini menjadi tantangan tersendiri baginya untuk bisa beradaptasi.

“Kita saling mengalah ya, pikiran harus benar-benar disatukan. Jadi, biar bisa sejalan dan maju terus,” ungkapnya.

Sedangkan Cika Salsabila yang mendapat tugas menjadi presenter mengaku senang bisa mengikuti ajang ini. Pihak sekolah memberikan support yang baik. Yakni, dengan menugaskan guru sebagai pembimbing mereka. Selain itu, dukungan juga datang dari orang tua. Mereka memberikan support baik moral dan materiil.

“Banyak senangnya, tapi juga ada susahnya. Contohnya waktu lomba kita harus jalan kaki 10 kilometer buat sampai hotel, karena nggak ada taksi online. Itu pengalaman yang paling berharga buat saya, meski capek tapi senang,” ucapnya sambil tersenyum.

Kini, ia bersama teman-temannya sedang berjuang di ajang yang sama dengan kategori yang berbeda. Yakni, food and nutritions. Pihaknya berinovasi dengan membuat marsmellow herbal. Berasal dari jahe, kunyit, dan beragam rempah lainnya.

Marsmellow ini identik dengan makanan yang mengandung banyak gula dan anak kecil menjadi sasaran pasarnya. Jadi, mereka banyak yang mengalami obesitas. Nah, kita mencoba untuk membuat sesuatu yang beda dengan marsmellow herbal, tidak meninggalkan rasa manis, tapi juga tetap bergizi,” imbuhnya.

Guru Pembimbing Siswa, Mulyono, menambahkan, meski SMP IT PAPB berorientasi pada pendidikan keagamaan, tapi juga tidak meninggalkan sisi akademik maupun non akademik. Semuanya tetap berjalan.

“Pihak sekolah selalu memberikan support. Jadi, yang utama agama dibarengi dengan prestasi lainnya,” kata Mulyono.

Pihaknya mengaku setiap lomba pasti membawa misi budaya. Misalnya, SMP IT PAPB tampil membawakan tari Semarangan dan pencak silat di ajang ISIF.

“Kami selalu membawa misi budaya. Harapannya, budaya di Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang, diketahui oleh banyak orang, bahkan sampai mancanegara,” ujarnya. (kap/aro)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya