RADARSEMARANG.COM – Berkat mengikuti pelatihan menulis dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 2019, membuat Christina Tri Suprihani SPd MSi kini telah menghasilkan 24 buku. Sebanyak 11 buku di antaranya sudah ber-ISBN dan diedarkan secara luas. Tak heran, jika kepala TK Negeri Pedurungan, Kota Semarang ini dinobatkan sebagai Duta Literasi Jawa Tengah.
Christina Tri Suprihani memang gemar menulis. Menulis apa saja. Di sela mengajar dan menjadi kepala TK Negeri Pedurungan, perempuan yang akrab disapa Christin ini selalu menyempatkan diri untuk menulis. Ia mulai tertarik menulis buku setelah mengikuti pelatihan menulis yang dilaksanakan oleh Kemendikbud Ristek. Sejak itu, semangatnya menulis buku meletup-letup. Apalagi selama pandemi pada 2020-2022 lalu.
“Saya suka nulis tahun 2018, tapi mulai getol saat pandemi. Nah waktu itu bisa membuat tujuh buku,” jelasnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Inspirasinya menulis datang dari kejadian yang membuat nilainya sebagai PNS buruk. Entah karena tim penilai yang belum mengenalnya atau karena performanya memang turun. Inilah yang dipikirkannya. Menulis bisa dikatakan aksi balas dendamnya untuk memperbaiki nilai angka kredit.
Dapat nilai buruk tidak berarti harus marah-marah. Karena itu, Christin membuktikan bahwa prestasinya baik dengan menulis. Sehingga tim penilai bisa melihat bahwa ia pantas mendapatkan yang terbaik.
“Inspirasi karena dulu nilai PNS saya pernah buruk. Karena itu wujud protes saya dengan menulis. Materi saya seminarkan, dari situ nilai saya kembali membaik,” jelasnya.
Saat ini, jumlah karyanya sebanyak 24 buku. Sedangkan yang sudah ber-ISBN ada 11 buku. Kebanyakan Christin menulis tentang metode pembelajaran, pendampingan guru, bahkan orang tua. Beberapa karya bukunya seperti buku Pengenalan Warna untuk Anak TK, Mengajar Masa Pandemi, Trik dan Tips Mengatasi Kejenuhan Belajar di Rumah, buku mendampingi anak belajar di rumah, dan lainnya.
Berkat prestasinya menulis buku itu, Christin menyandang predikat sebagau Duta Literasi Jateng. “Saya mendapat predikat Duta Literasi Jateng 2022 berkat buku berjudul Pengenalan Percampuran Warna melalui Pendekatan Saintifik untuk Anak TK,” kata ibu satu anak ini.
Hal itu semakin memacunya untuk bisa terus mengembangkan bakatnya di bidang penulisan. Setiap bulan, progresnya mengajarkan literasi juga dinilai. Menurutnya, selain bisa menyampaikan inspirasi lewat tulisan, Christin juga bisa membuat senang banyak orang. Terlebih bagi teman, mahasiswa, ataupun wali murid. Sering kali, mereka membeli buku miliknya untuk dijadikan sebagai pedoman.
“Senangnya nulis itu bisa menginspirasi banyak orang. Kalau mereka bisa terbantu dengan tulisan kita, itu menjadi kebahagiaan tersendiri,” katanya.
Menurutnya, dengan menulis buku bisa membuka wawasan banyak orang. Semua keluh kesahnya bisa tersampaikan lewat menulis, dan tidak ada yang mencibir. “Kalau kita berkeluh kesah sama orang lain, pasti ada yang nggak suka. Kalau kita tahu kan bisa tersinggung. Nah kalau lewat buku, yang suka ya dibaca. Kalau nggak suka ya nggak usah dibaca. Jadi, kita nggak tahu, nggak sakit hati,” ujarnya.
Selain sibuk mengajar dan menulis, saat ini Christin juga menjadi guru pamong atau instruktur PPG di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Ia mengajar materi Literasi Dasar. Selain itu, ia juga kerap mengisi pelatihan menulis yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang.
Prestasi lain yang diraih Christin, di antaranya, mendapatkan Juara 1 Guru TK Berprestasi Kota Semarang. Selain itu, saat upacara HUT RI ke-77 Kemerdekaan RI tahun lalu, Christin juga mendapatkan tanda kehormartan Satyalancana Karya Satya dari Presiden RI Joko Widodo melalui Disdik Kota Semarang. (kap/aro)