27 C
Semarang
Monday, 12 May 2025

Marak Aksi Tawuran Antarsekolah di Semarang, SMKN 10 Buat Program Lapor Posisi Anak

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Maraknya aksi tawuran antarpelajar di Kota Semarang, menjadi keprihatinan semua pihak. Tahun 2023 yang baru dua bulan berjalan, sudah terjadi beberapa kali tawuran pelajar.

Di antaranya, SMK Negeri 3 Semarang dengan SMK Negeri 4 Semarang melakukan tawuran di dalam perkampungan di daerah Mugas Dalam Selatan, Kelurahan Mugassari, belakang GOR Trilomba Juang, Semarang Selatan, Kamis (26/1).

Sebelumnya, SMK Negeri 3 juga terlibat perkelahian dengan pelajar SMK Negeri 10 Semarang. Kemudian SMKN 3 Semarang diserang SMKN 10 Semarang, Kamis (8/12). Meski begitu, berdasar pengakuan pelajar SMKN 10, sebelumnya pelajar SMKN 3 menyerang pelajar SMKN 10 Semarang.

Kemudian, SMKN 5 Semarang diserang dari SMK lain di Kota Semarang, dua pelajar SMKN 5 kena luka bacok Jumat (20/1).

Sedangkan sebelumnya, yakni tahun 2022, sejumlah pelajar SMP diamankan anggota Polsek Semarang Utara, Kamis (15/12/2022). Mereka terlibat tawuran dengan pelajar dari Kendal di Jalan Arteri di Semarang Utara.

Kemudian tawuran melibatkan pelajar SMK 3 dan SMK 4 di Taman KB, Kamis (2/9/2022) dengan membawa senjata tajam (sajam). Bahkan ada satu korban luka bacok. Kemudian, tawuran SMK 5 dan SMK 10 di Jalan Arteri Yos Sudarso, Semarang Utara, Kamis (25/3/2022).

Kepala SMKN 10 Semarang Ardan Sirodjudin mengatakan, berdasarkan hasil kajian, maraknya aksi tawuran karena minimnya pengawasan orang tua terhadap anaknya. Karena itu, pihaknya membuat program Lapor Posisi Anak. Sehingga keberadaan anak tetap terpantau meski sudah di luar jam pembelajaran. Terutama bagi peserta didik yang kemarin terlibat aksi tawuran dengan sekolah lain.

“SMKN 10 punya program namanya lapor posisi anak. Jadi kalau sudah keluar pintu gerbang sore hari, maka wali kelas akan mengirim pertanyaan lewat grup orang tua dan bertanya anaknya sudah sampai rumah apa belum,” kata Ardan saat ditemui di SMKN 10 Semarang.

Ia menambahkan awal mula terjadi penyerangan pada Desember akhir tahun lalu. Kronologi SMKN 10 Semarang diserang terlebih dahulu. Peserta didiknya diprovokasi, seragam direbut hingga dipukuli. Lalu 7 Desember 2022, penyerangan dari sekolah lain terjadi. Menurutnya aksi tanggal 8 Desember 2022 sebagai bentuk balasan. “Kejadiannya 7 Desember anak-anak SMKN 10 diserang sama anak-anak lain, makanya kasus tanggal 8 Desember, sebagai aksi balasan dari 7 Desember itu,” akunya.

Adapun 39 siswa terlibat dalam aksi tersebut. Ardan mengaku, pihaknya langsung memberikan pembinaan dan tugas tambahan. Yakni berupa piket pagi dan sore. Piket pagi membantu security mengatur kendaraan di jalan raya. Sehingga peserta didik harus datang lebih awal. Kedua piket sore diberikan tugas untuk membersihkan kelas. Sehingga diharapkan dapat melatih kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.

Antisipasi lain yang dilakukan dalam mencegah kejadian yang sama terulang adalah melakukan rapat beserta orang tua. Wali murid di undang ke sekolah. Sehingga mencapai kesepakatan bersama untuk kebaikan si anak. Pihaknya tidak memberikan sanksi dikeluarkan ataupun skorsing. Siswa yang terlibat tetap mengikuti pelajaran seperti biasa.

Di sisi lain ekstrakurikuler yang mengasah karakter peserta didik kembali digencarkan. Jadi waktu anak-anak benar-benar digunakan untuk hal yang bermanfaat. Menurutnya mindset masyarakat yang mengatakan tawuran antar pelajar SMK itu biasa, perlu diubah. Sehingga branding ini harus diputus. Kalau tidak maka aksi kenakalan remaja semacam ini akan terus terulang.

Lebih lanjut Ardan akan menambah jumlah siswi yang masuk di SMKN 10 Semarang. Langkah ini menurutnya efektif dalam mencegah dan menanggulangi aksi tawuran terus terjadi. “Untuk memutus aksi tawuran ini dua, tiga, atau empat tahun ke depan jumlah cewek di SMK N 10 harus banyak. Kan nggak mungkin cewek-cewek tawuran,” tegasnya.

Reporter:
M Agus Haryanto
Figur Ronggo Wassalim
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya