RADARSEMARANG.COM – Dra. Rini Rusmiasih, M. Pd menjadi kepala sekolah SMPN 22 Semarang sejak 16 September 2022. Ia merangkul seluruh warga sekolah dan terus mengkampanyekan pendidikan inklusi.
Menjadi kepala sekolah tentu memikul tanggung jawab besar. Untuk itu, ia selalu mengupayakan, mengajak dan merangkul seluruh warga sekolah. Demi mewujudkan visi, misi, serta menyamakan tujuan. Untuk itu diperlukan perjuangan, tekad, kesabaran, ikhlas, dan rasa empati.
“Kita harus menyamakan mindset bahwa semua murid adalah anak kita. Jadi tidak boleh membeda-bedakan. Kita harus menumbuhkan empati. Dengan itu, siswa bisa merasa dimanusiakan,” ujarnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Alumni S2 Pendidikan Bahasa Universitas Negeri Semarang (UNNES) itu menambahkan, SMPN 22 Semarang sudah menjadi sekolah inklusi sejak 2019.
Artinya sekolah menerima siswa berkebutuhan khusus. Hal tersebut tentu menjadi tantangan tersendiri. Apalagi tidak ada guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa.
“Meski begitu, kami tetap berkomitmen memfasilitasi siswa berkebutuhan khusus agar mendapatkan hak belajar yang sama,” katanya.
Sekolah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Siswa berkebutuhan khusus diberikan perlakuan khusus. Seperti di tempatkan di ruang kelas dengan materi dan teknik pengajaran yang berbeda dari siswa reguler.
Guru juga harus menyesuaikan media pembelajaran. Dan diakui memerlukan energi lebih dalam menghadapi murid dengan keterbatasan.
“Ibaratnya menghadapi satu anak inklusi sama seperti menghadapi sepuluh anak reguler. Jadi pembelajaran tidak boleh disamakan. Guru harus tau hasil asesmen anak. Memang awalnya berat, tapi saya selalu menyemangati guru-guru bahwa semua murid sama dan tidak boleh dibeda-bedakan,” akunya.
Rini mengakui enjoy dalam menjalani pengabdiannya untuk mencerdaskan anak bangsa. Apalagi sejak kecil, ia bercita-cita menjadi guru.
Ia masih ingat dengan gurunya yang selalu memberikan apresiasi dan semangat kepada siswanya. “Sejak SD sudah ingin jadi guru,” akunya.
Di bawah kepemimpinannya, SMPN 22 Semarang berhasil menyabet prestasi sebagai sekolah adiwiyata sebagai pelaksana terbaik 1 Kota Semarang. Ia mengutamakan pembiasaan perilaku ramah lingkungan.
Dengan meminimalisir sampah plastik, membiasakan pilah sampah, pengolahan sampah, dan memiliki kader adiwiyata dari siswa. Selain itu, ada program BBM (Bawa Botol Minum) yang membiasakan siswa membawa botol minum masing-masing.
Selain itu, menjadi pelopor budidaya maggot dan membuat ekoenzim atau pupuk dari buah-buahan. Tahun 2022, sudah mulai ada budidaya ikan dan kebun sayur.
“Tahun ini akan lebih dioptimalkan karena ini berkaitan dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang salah satu temanya terkait dengan urban farming,” katanya.
Rini juga menggagas program Panen Karya Stop Bullying dalam Aksi Nyata (Pakar Stop Buta). Program untuk mencegah kekerasan atau perundungan di sekolah.