Lebih lanjut, Yuwana mengaku adanya P5 ini untuk membentuk karakter peserta didik. Melalui kegiatan ini, pihaknya memberikan fasilitas pembelajaran lintas mapel untuk bersama-sama dan berkolaborasi memunculkan nilai-nilai positif. Seperti nilai taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, bergotong royong, mandiri, berpikiran global, dan berpikiran kreatif.
“Kewirauahaan itu menanamkan kepada anak-anak kemampuan berpikiran kreatif. Kemudian berinovasi, mampu mandiri, yang nanti diharapkan setelah lulus ini anak-anak mandiri dan bisa meraih cita-citanya,” imbuhnya.
Pihaknya juga mengundang kepala SMP dan SMA di Kota Semarang untuk turut hadir dan belajar bersama. Apalagi kurikulum merdeka menjadi tahun pertama penerapannya di sekolah. “Nanti saling mengisi kelemahan, kekurangan, dan kelebihannya apa, dan kita memberikan masukan yang baik untuk belajar bersama,” akunya.
Salah satu siswa Clarine Lovena Sunaryo mengaku senang mendapatkan pelajaran kewirausahaan dan bisa praktik secara langsung.
“Senang ya bisa praktik langsung juga bisa belajar kerjasama. Kali ini buat Sate Langka. Selain melestarikan makanan tradisional, juga upgrade biar bisa diterima buat generasi milenial dengan menyediakan lima macam saus,” akunya. (kap/ida)
