RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyak 39 wali murid SMKN 10 Semarang melaksanakan kerja bakti bersama membersihkan gravity ataupun tulisan yang ada di fasilitas umum di sepanjang Jalan Kokrosono Kamis (5/1). Hal ini sebagai bentuk solidaritas wali murid untuk SMKN 10 Semarang setelah adanya kejadian tawuran dengan SMKN 3 Semarang.
Setelah berkoordinasi dengan kepala sekolah, mereka membagi tugas. Dengan membawa beragam peralatan seperti cat, kuas, dan ember. Wali murid ini berpencar membersihkan tulisan-tulisan yang mengganggu. Baik di dinding, sutet (saluran udara tegangan ekstra tinggi), dan tempat lainnya.
“Hari ini orang tua sudah sepakat dengan sekolah. Mereka akan membantu terkait akses yang ditimbulkan. Salah satunya adalah gravity yang dilakukan oleh anak-anak. Nantinya di sekitar sekolah dan Jalan Kokrosono ini akan dicat ulang dan dibersihkan,” jelas Kepala SMKN 10 Semarang Ardan Sirodjuddin.
Ardan mengaku tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan pembelajaran bagi peserta didik agar tidak berbuat kenakalan. Khususnya bagi mereka yang kemarin terlibat tawuran dengan SMKN 3 Semarang beberapa waktu lalu.
“Tujuannya kalau orang tua terlibat membersihkan, nanti anak-anak akan melihat, ini akan merepotkan banyak orang. Terutama orang tuanya, sehingga nantinya tidak akan muncul tulisan-tulisan lagi,” imbuhnya.
Sementara Koordinator Wali Murid Sugito mengaku, kegiatan ini sebagai bentuk aksi nyata wali murid untuk membantu sekolah. Menurutnya, wali murid harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Jadi supaya kita juga bisa membantu, kemarin anak-anak sudah melakukan hal-hal yang tidak terpuji, sebagai orang tua tentu harus bertanggung jawab,” ungkapnya.
Sugito mengaku semua bahan dan alat yang diperlukan bentuk iuran dari wali murid. Harapannya ke depan anak-anak tidak berbuat hal-hal yang melampau batasnya.
“Anak-anak ini memang diusia begini labil. Kita juga tidak menyalahkan sekolahan, kita juga intropeksi diri bahwa memang kemarin-kemarin perbuatan itu kan diluar jangkauan kita,” tambahnya.
Lebih lanjut, pihaknya bersama wali murid lainnya terus melakukan pengawasan ekstra kepada anak-anaknya. Yakni memastikan mereka pulang tepat waktu dan tidak bermain dengan komunitas yang kurang baik.
“Anak-anak masih dalam pembinaan dan pengawasan. Harapannya mereka bisa segera mengikuti KBM lagi. Sebagai antsipasi kami juga terus melakukan pengawasan dengan ketika di rumah,” tandasnya. (kap/ida)