26 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Terdampak Banjir, 19 SMA/SMK di Semarang Gelar Pembelajar Daring

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyak 19 SMA/SMK Negeri sederajat di Jateng menggelar pembelajaran secara daring. Hal ini dilakukan akibat sekolah yang banjir dan rusak akibat curah hujan yang tinggi.

Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Khasanah mengatakan yang terdampak banjir paling banyak di cabdin 13, dengan lima sekolah.. Kendati demikian, pihaknya mengaku tidak ada yang menunda pembelajaran semester genap ataupun memperpanjang masa libur. “Pembelajaran tetap berjalan dan yang dilakukan secara jarak jauh maksimal satu minggu sampai surut,” katanya.

Ia menambahkan memang beberapa sekolah sudah masuk. 19 sekolah yang menggelar daring berada di delapan cabang dinas (cabdin) pendidikan wilayah. Cabdin 1 ada SMAN 10 Semarang dan SMKN 10 Semarang. Cabdin 2, SMK N 1 Sayung, SMAN 1 Sayung, SMAN 1 Karangtengah, dan SMAN 1 Karanganyar.

Di Cabdin 4 di SMA N 1 Grobogan. Cabdin 9 di SLB N Mandiraja Banjarnegara. Cabdin 10 yang terdampak di SMAN 2 Kroya, SMAN 1 Patimuan, SMAN 1 Rawalo, dan SMAN Kampung Laut. Cabdin 11 di SMA N 2 Tegal. Cabdin 12 di SMA N 1 Sragi Pekalongan, Cabdin 13 di SMAN 2 Kendal, SMAN 2 Pekalongan, SLBN Pekalongan, SMK N 1 Pekalongan, dan SMKN 3 Pekalongan.  “Data masih terus bergerak dan ada sekolah yang mulai surut. Adapula yang sudah melakukan pembelajaran,” ujarnya.

Uswatun mengaku pihaknya terus mendata sekolah yang terdampak. Kerjasama dengan BPBD setempat dan masyarakat juga dilakukan untuk mengamankan peralatan elektronik serta buku besar dan rapor. “Guru dan staf juga tetap masuk membersihkan dan penyelamatan aset sekolahan,” akunya.

Kepala SMK N 10 Ardan Sirodjuddin mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) dilaksanakan mulai Selasa (3/1). Meskipun masih ada beberapa siswa yang terdampak banjir dan tidak bisa mengikuti PTM. “Sementara kalau ada anak yang terkena dampak (belum surut), kita beri izin tidak berangkat. Tapi persentasenya berapa saya belum ngecek, yang pasti tidak signifikan (banyak),” ungkapnya.

Ia mengaku ada 6 lab dan 8 ruang kelas yang terendam air. Ketinggian air bervariasi, mulai 15 sentimeter di ruang kelas dan 50 sentimeter ketika di halaman. Namun kondisi saat ini sudah berangsur surut. “Saat ini sudah surut, sudah dibersihkan, mulai normal pembelajaran. Cuma ruang praktek (lab) yang belum jalan karena kabel komputernya tergenang air, jadi belum berani dinyalakan,” akunya. (kap/fth)

Reporter:
Khafifah Arini Putri

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya