RADARSEMARANG.COM – Momentum Hari Guru Nasional (HGN) menjadi refleksi untuk melihat kembali kiprah dan perjuangan para guru dalam mengajar dan mendidik siswa. Termasuk mereka yang lolos menjadi guru penggerak.
Sehari-hari M Agus Khamid Arif menjadi guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 39 Semarang. Ia lolos menjadi guru penggerak angkatan ke empat dan menjadi angkatan pertama di Kota Semarang pada 2021. Guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran ataupun menjadi pioner dalam seluruh sentra kegiatan di sekolah.
“Guru penggerak menurut saya adalah guru yang bisa memberikan warna di sekolah,” kata Agus –sapaan akrabnya–saat ditemui RADARSEMARANG.COM di SMP Negeri 39 Semarang, Kamis (24/11).
Di satu sisi, guru penggerak harus menjadi contoh bagi teman-temannya. Di sisi lain, guru penggerak juga harus mampu menjadi pengambil keputusan, serta pemimpin pembelajaran. Agus mengaku, menjadi guru penggerak juga sebagai syarat seorang guru untuk bisa menjadi kepala sekolah.
“Syarat bisa menjadi kepala sekolah saat ini adalah wajib menjadi guru penggerak. Jadi, tidak direkrut lagi, melainkan diambil dari guru penggerak,” ujarnya.
Sebagai guru penggerak, berbagai program dan inovasi telah dilakukannya, seperti mengubah visi sekolah yang lebih baik dengan mendepankan profil pelajar Pancasila yang berfokus pada beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Juga berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif.
Agus juga menambah branding sekolah dengan nama Spegalan Green Farm, yakni membuat penanaman sayuran dengan hidroponik, serta mengubah lingkungan sekolah menjadi lebih asri dan hijau dengan menambah taman-taman kecil di samping kelas.
Selain itu, Agus juga mencetuskan program radio sekolah untuk mengisi waktu luang saat istirahat. Ia membuat program karya seni dan gelar panen siswa dengan memanfaatkan stik sebagai alat pembayaran. Sekaligus memberdayakan siswa dengan berbagai program, seperti budidaya lele, pengelolaan sampah dengan composting, dan beragam program lain.
“Iya, waktu itu programnya gelar karya siswa. Kami punya kebun sayuran, punya kolam lele, siswa juga diajarkan berwirausah. Dari sini kita hadirkan orang tua dan sekolah terdekat untuk bisa membeli hasil karya peserta didik,” katanya.
Agus juga sering menjadi pelatih siswa yang berhasil menjuarai bebagai lomba baik tingkat kota maupun provinsi di bidang perfilman, iklan layanan masyarakat, jurnalistik, puisi, naskah drama, maupun drama.
Prestasinya tak sampai di sini. Agus juga pernah meraih Juara 1 Lomba Penulisan Cerpen Tingkat Provinsi yang diselenggarakan LPMP Jawa Tengah, serta menjadi pemain iklan layanan masyarakat Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Pria 37 tahun ini juga menjadi pelatih lomba multimedia untuk siswa inklusi yang meraih juara III tingkat Provinsi Jateng. Hal inilah yang mengantarkannya lolos seleksi menjadi guru penggerak.
“Saya pernah menjadi wali kelas anak inklusi. Dia autisme dan Alhamdulillah dengan pendekatan yang baik, dia berhasil menjadi juara III lomba multimedia tingkat Provinsi Jateng,” ungkapnya.
Sementara itu, di Kabupaten Demak, nama Asmawati dikenal sebagai kepala sekolah penggerak yang berpengalaman sebagai guru. Bahkan, kini juga sebagai dosen tamu RPL di PG PAUD Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) sejak 2019. Asma –sapaan akrabnya–juga menjabat sebagai Asesor BANPAUD dan PNF Jawa Tengah 2018 hingga sekarang.
Sehari-hari ia aktif sebagai Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Kecamatan Gajah. Ia merupakan pembelajar tahun 2006. Yang kemudian menjadi Kepala Sekolah Penggerak Angkatan I Tahun 2021.
“Kepala sekolah penggerak merupakan pemimpin dalam pembelajaran. Ini diperlukan untuk mengawal proses transformasi atau berhijrah ke pembelajaran paradigma baru. Karenanya, kepala sekolah harus melakukan supervisi pembelajaran, pendampingan, dan pelatihan internal di lembaga,”katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Sedangkan dalam penguatan infrastruktur di lembaga, diwujudkan dengan pengadaan wifi dan penambahan daya listrik serta penambahan laptop untuk guru.
Menurutnya, khusus dalam proses pembelajaran, maka dilakukan intrakurikuler pembelajaran dengan pendekatan berbasis buku. Juga pembelajaran berbasis project dengan pendekatan saintifik bermuatan STEAM dan menggunakan media loosepart.
Asma juga tercatat sebagai pelatih diklat berjenjang tingkat dasar sejak 2017 dan diklat berjenjang tingkat lanjut pada 2021. Ia juga kerap menjadi narasumber dalam kegiatan berbagi praktik baik dalam pembelajaran. Tidak hanya itu, Asma merupakan salah satu Instruktur Nasional Guru Pembelajar 2006.
Adapun prestasi yang pernah diraih Asma, di antaranya pernah juara III lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2019, juara II lomba Kreativitas Guru Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2007 dan juara harapan I lomba Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2012.
Selain itu, ia pernah juara I lomba Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Demak 2012, juara I lomba Kreativitas Guru Tingkat Kabupaten Demak 2007, juara III lomba Mencipta Buku Cerita Bergambar Tingkat Kabupaten Demak 2006 serta juara III lomba mendongeng Bahasa Jawa Tingkat Kabupaten Demak 2006.
Adapun inovasi yang dilakukan dalam pembelajaran, antara lain mengenalkan inovasi dengan program JUALBARBE dalam mewujudkan merdeka bermain. Program Jumat Amal Barang Bekas ini merupakan inovasinya sebagai kepala sekolah penggerak dalam pemenuhan media pembelajaran. Juga dalam mewujudkan merdeka bermain. (kap/aro)