RADARSEMARANG.COM, Semarang – Sebanyak 94 persen SMPN di Kota Semarang telah menerapkan tuntas belajar. Hal ini menanggapi adanya pembebasan pekerjaan rumah (PR) tingkat SD dan SMP.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang Kartika Hedi Aji mengatakan pembebasan PR sebenarnya sudah berlaku di Kota Semarang, yang dinamakan dengan tuntas belajar. Yakni menyelesaikan segala tugas pembelajaran di sekolah.
“Sudah saya umumkan kalau kita yang SMP istilahnya bukan pembebasan PR tapi tuntas belajar. Tingkat SMPN sudah 94 persen sudah berjalan,” katanya.
Ia mendukung adanya pembebasan PR di sekolah. Hal ini sebagai hak setiap sekolah dalam penerapan implementasi kurikulum merdeka (IKM). Meskipun demikian, peserta didik tetap boleh diberikan PR sebagai bentuk dari penanaman karakter. Asalkan tidak membebani mereka.
“Masa iya PR rintip-rintip banyak, berarti belajarnya di sekolah tidak tuntas. Boleh diberikan PR sebagai penanaman karakter,” ujarnya.
Penanaman karakter tidak bisa dilaksanakan di sekolah saja. Melainkan diperlukan sinergi antara sekolah dan orang tua. “Komunitas di sekolah orang tua dan pendidik. Jadi perlu sinergitas keduanya dalam penanaman karakter pada siswa,” tambahnya.
Aji menghimbau sekolah bisa menuntaskan kegiatan pembelajaran di sekolah. Terutama untuk mata pelajaran wajib seperti matematika dan lainnya. Sementara untuk pembebasan PR di tingkat SD, akan ada koordinasi lebih lanjut. “Kalau yang SD, November akan kita evaluasi lagi,” tambahnya. (kap/fth)