RADARSEMARANG.COM – Pemilihan calon rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) periode 2022-2026 memasuki babak akhir. Setelah dilakukan rapat senat tertutup, serta pemungutan dan penghitungan suara yang dilakukan, Rabu (18/5) lalu, mengerucut ke tiga nama calon rektor. Yakni, Prof Dr S Martono MSi, Dr Amir Mahmud SPd MSi dan Dr dr Mahalul Azam MKes.
Nama Prof Dr S Martono MSi adalah calon rektor yang paling diunggulkan. Saat pemungutan suara, guru besar Fakultas Ekonomi Unnes ini berhasil meraih 52 suara dari 65 anggota Senat Unnes. Dua calon dengan suara terbanyak lainnya adalah Dr Amir Mahmud SPd MSi (Fakultas Ekonomi) 6 suara, dan Dr dr Mahalul Azam MKes (Fakultas Ilmu Keolahragaan) 4 suara.
Ketiga nama ini selanjutnya diajukan ke Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mendapatkan persetujuan atau rekomendasi yang rencananya turun pada Juni mendatang. Di atas kertas, Martono hanya menunggu disahkan dan dilantik menjadi rektor Unnes menggantikan rektor saat ini, Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Namun ia enggan jumawa dan tetap melakukan pendekatan kepada civitas akademika dan lainnya.
“Apapun masih bisa terjadi. Intinya, saya ingin merangkul semua pihak untuk memajukan Unnes. Modal saya adalah terbuka menerima saran dan masukan, serta siap dikritik untuk kemajuan kampus,” katanya saat dihubungi RADARSEMARANG.COM, Kamis (19/5).
Terkait persaingan dalam Pilrek Unnes kali ini, Martono meminta persaingan yang ada harus disikapi secara bijak dengan prestasi. “Saat maju (calon rektor, Red) saya menggunakan pendekatan kolektif kolegial. Artinya, mengutamakan kebersamaan. Mungkin ini jadi kunci. Alhamdulillah dapat suara sebanyak,” tutur guru besar bidang ilmu manajemen ini.
Menurutnya, dari tujuh bakal calon rektor, dan akhirnya mengerucut ke tiga nama, sampai dirinya mendapatkan suara terbanyak memiliki peluang yang sama. Apalagi selain dirinya, ada dua profesor lain yang mendaftar dan empat doktor. “Peluangnya sama. Saya Alhamdulillah saja. Tapi ini jadi sejarah, karena ada tujuh orang yang mencalonkan,” ujarnya.
Pria yang saat ini menjabat Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Unnes ini saat paparan visi dan misi menjelaskan program kerja membangun Unnes untuk masa depan Indonesia dan dunia.
“Kalau visi saya, ingin membangun Unnes ke arah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) yang mendunia,” jelas alumnus S2 Ilmu Manajemen Unair Surabaya dan Program Doktor Ilmu Ekonomi Undip ini.
Menurut profesor kelahiran Rembang, 8 Maret 1966 ini, jika tahun ini dipastikan Unnes akan menyabet predikat kampus PTNBH, setelah berproses beberapa tahun ini. Martono mengatakan, program kerja Unnes saat ini sesuai dengan road map yang ada, dan berjalan berkesinambungan sesuai dengan kontrak kerja yang dilakukan bersama pihak kementerian.
“Belum lama ini, saya dan Pak Rektor (Prof Fathur, Red) ke Jakarta, dan draft tentang PTNBH Unnes sudah ada, tinggal nunggu turun hitungan bulan ataupun minggu. Artinya, kalaupun sudah PTNBH road map tadi tetap kita kerjakan dan selesaikan. Namun mungkin dengan format kontrak yang berbeda,” bebernya.
Yang jelas, lanjut dia, setelah Unnes menjadi PTNBH akan dilakukan penyusunan organisasi dan tata kerja (OTK) yang harus menyesuaikan PTN BLU yang menjadi PTNBH. Salah satunya mengisi wakil rektor bidang yang juga mengalami perubahan.
Sesuai peraturan yang ada, lanjut dia, Senat Akademik pun harus dibuat, kemudian senat menunjuk Majelis Wali Amanah yang diberi amanah untuk melakukan pelantikan kepada rektor baru setelah universitas menjadi PTNBH.
“Penyesuaian ini sangat penting. Misalnya Wakil Rektor I yang dulunya hanya bidang akademik, karena adanya percepatan kinerja akan digabung dengan kemahasiswaan. Wakil Rektor bidang kerja sama, ditambah dengan inovasi, hilirisasi, dan hubungan internasional, karena PTNBH ini punya skup yang lebih besar,” jelasnya. (den/aro)