RADARSEMARANG.COM, Semarang – Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan mengingatkan mengenai tantangan kampus Islam ke depan. Menurutnya, sebagai kampus yang terintegrasi antara ilmu agama dan ilmu umum harus mampu menjawab tuntutan kemajuan zaman. Selain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), ilmuwan Islam juga akan maju pesat.
“Ada kemungkinan binatang mirip babi yang diciptakan dari sel melalui rekayasa genetika. Dan itu asalnya bukan babi. Bagaimana nanti hukumnya? Ini menjadi tantangan terbesar bagi universitas Islam,” katanya saat mengisi orasi ilmiah Dies Natalis ke-52 di Auditorium II Kampus III UIN Walisongo Semarang, Rabu (6/4).
Selain itu, Dahlan Iskan mengatakan, tantangan juga akan muncul bagi para aktivis agama. Bagaimana supaya membuat agama tetap relevan. Cocok dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Dan cocok dengan tujuan terdalam, yaitu hidup aman tenteram dan damai,” ujarnya.
Masih menurut Dahlan Iskan, tantangan internal juga akan banyak dihadapi UIN Walisongo. Adanya ketidaksepakatan di kalangan Islam sendiri. Mudah dianggap bid’ah, kafir, bahkan murtad.
“Adanya pro kontra, kampus Islam yang ilmiah seperti ini kan bisa terombang-ambing. Tapi optimistis, tetap kokoh dengan prinsip. Karena kampus ini sudah mencapai tahap untuk tidak mudah goyah, sudah maju sekali,” tandasnya
Mantan Dirut PLN ini menyampaikan, dengan munculnya sejumlah agama baru di dunia, salah satunya ajaran Sikh di Thailand, membuat tantangan umat Islam menjadi semakin berat. Sebagai kampus Islam, lanjut dia, UIN Walisongo perlu mengadopsi ilmu dari para profesor lulusan kampus lainnya agar pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa bisa semakin maju.
“Maka dari itu, bagi universitas Islam seperti UIN Walisongo saat ini banyak tantangan terutama aturan yang harus ditaati. Karena kalau tidak hati-hati, paling enteng bisa dianggap bid’ah dan kafir. Sebagai universitas negeri musti ada cara untuk meloncat yang paling liberal. Yaitu, mentransfer profesor hebat dari lembaga dan universitas lain agar pindah ke UIN Walisongo, salah satunya bisa dengan memberikan gaji yang besar,” urainya.
Sementara itu, Rektor UIN Walisongo Prof Dr Imam Taufiq MAg mengatakan, menginjak usia lebih dari setengah abad, UIN Walisongo Semarang saat ini tengah menyongsong kampus bertaraf internasional atau word class university. Diakui, banyak persiapan dan tantangan yang harus dihadapi di beberapa aspek. Mulai dari visi misi kampus, rencana strategis (renstra), hingga program-program prioritas kampus.“Itu menjadi PR (pekerjaan rumah) yang harus kita kawal. Yang tidak kalah penting adalah menuju world class university,” kata Imam.
Ia mengatakan, selama ini pengelolaan kampus dilakukan secara entertainment. Yakni, dengan pola adaptasi yang luar biasa. Pasalnya, sudah dua tahun berhadapan dengan dinamika Covid-19 yang tidak menentu. Meski begitu, pihaknya berupaya meralisasikan program berbasis smart and green kampus. Termasuk juga mengakomodasi unity of science dalam kampus merdeka.
“Atas nama pimpinan saya mohon maaf. Termasuk hari ini (kemarin, Red) yang semestinya akan kita rayakan dengan lebih semarak harus kita lakukan dengan sederhana dan prokes,” ujarnya.
Dalam menyongsong kampus bertaraf internasional, lanjut dia, UIN Walisongo telah mengalami beberapa kemajuan di berbagai aspek. Akreditasi kampus sudah tergolong A. Saat ini, total sudah ada 50 program studi (prodi). Di antaranya, 28 (56 persen) prodi terakreditasi A, dan 18 (36 persen) prodi terakreditasi B. Sedangkan dua prodi lainnya terakreditasi baik (APS 4.0) dan terdapat pula dua prodi baru.
Dari aspek penelitian, total telah memiliki 45 jurnal ilmiah. Satu di antaranya terindeks scopus. Yaitu, jurnal Psikohumaniora dari Fakultas Psikologi dan Kesehatan. Selain itu, juga ada 29 jurnal yang sudah terindeks Sinta. Jumlah jurnal tersebut diharapkan menjadi spirit para dosen agar dapat menulis jurnal internasional yang bereputasi dan bisa disitasi oleh publik. “Kita juga banyak melakukan kegiatan yang afirmasi terhadap bagaimana rekognisi jurnal ini bisa tercapai,” katanya.
Dalam aspek pengelolaan kampus, Imam berupaya menciptakan Good University Government. Langkah tersebut dilakukan dengan regulasi pendukung yang dinamis, budyaa akademik, dan kepemimpinan yang khas. “Orientasinya menuju world class university. Kompetensi lulusan yang unggul, layak, berdaya saing, dan berdaya guna bagi masyarakat,” imbuhnya.
Kompetisi penerimaan mahasiswa baru juga tergolong ketat. Imam memaparkan, pada 2021 lalu total pendaftar ada 73.975 calon mahasiswa. Masuk dari lima jalur yang tersedia. Sementara, kuota yang tersedia hanya berkisar 6.100 mahasiswa. “Sedangkan yang registrasi ada 5.523. Ke depan akan kita optimalkan dengan menerima mahasiswa pada angka 6.000,” tandasnya. (cr3/aro)