RADARSEMARANG.COM, Semarang – Usai lima tahun merintis, UIN Walisongo Semarang resmi menambahkan Program Studi (Prodi) S1 Teknik Lingkungan. Hal itu dilakukan dalam rangka memenuhi amanah atas alih status dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ke Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Selain itu dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat untuk menjaga kelestarian dunia.
“Bagian dari amanah konversi dari IAIN ke UIN adalah membuka prodi yang dibutuhkan oleh pasar,” kata Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Dr Imam Taufiq M.Ag kepada Jawa Pos Radar Semarang di Gedung Rektorat Selasa (5/4) kemarin.
Ia mengatakan munculnya program studi (prodi) baru ini bukan hal yang mendadak. Namun sudah disiapkan dan diusulkan sejak dulu. Sudah tersedia 13 dosen lingkungan. Jumlah SDM tersebut bisa dibilang lebih dari cukup. “Semuanya sudah kami penuhi,” ucapnya.
Imam menambahkan prodi teknik lingkungan menjadi basic ide gagasan green campus yang diusung. Apalagi dinobatkan sebagai peringkat kedua kampus paling ramah. Oleh karena itu, sudah selayaknya membuka prodi yang punya concern global terhadap lingkungan. “Sustainable Development Goals (SDGs)-nya dari sisi lingkungan paling bagus nomor dua di Indonesia,” imbuhnya.
Green Campus, kata dia, tidak hanya disorot dari aspek sarana dan prasarana dari tanaman. Namun juga terkait dengan program pembelajaran, pemanfaatan energi, penggunaan listrik, pembuangan sampah, dan transportasi. “Semua itu memakai konsep green,” tandasnya.
Prof Imam mengungkapkan, saat ini belum ada yang mendaftar. Jalur penerimaan mahasiswa baru teknik lingkungan melalui dua jalur. Yaitu jalur mandiri berprestasi dan reguler. Pihaknya akan membuka dua kelas saja dengan masing-masing kapasitas 35 mahasiswa.
Secara terpisah, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan UIN Walisongo Semarang Mukhsin Jamil mengatakan, penambahan Prodi Teknik Lingkungan selaras dengan visi UIN Walisongo Semarang. Yaitu mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu umum. Menurutnya prodi teknik lingkungan ini punya market yang jelas. “Kita juga menganalisis trend masyarakat terhadap prodi yang diminati. Saya kira peluangnya masih tinggi,” katanya
Masih menurut Mukhsin, keberadaan prodi teknik lingkungan sangat penting. Pasalnya saat ini lingkungan menjadi perhatian global. Dirinya optimistis, dalam pengembangan akademik, pendidikan, dan riset lingkungan akan berkembang pesat. Selain itu, di masyarakat sendiri tumbuh berbagai macam kebutuhan pengelolaan lingkungan. ”Misalnya analisis dampak lingkungan dan pengendalian lingkungan,” terangnya.
Apalagi, lanjut Mukhsin, saat ini banyak industri yang dibangun. Hal itu tidak terlepas dari pengelolaan lingkungan terhadap limbah industri. Selain itu, juga dibutuhkan di dunia usaha dan pemerintah. Baginya, keterlibatan ilmu lingkungan di dunia industri mutlak. “Jangan smapai nanti industrinya jalan pesat, namun dampak lingkungannya tidak pernah diatasi secara baik,” jelasnya. (cr3/ida)