RADARSEMARANG.COM, Semarang – Hingga hari terakhir Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online, Kamis (24/6/2021) kemarin, masih banyak orang tua calon peserta didik yang mengadukan soal titik koordinat yang tak akurat. Tak hanya itu, diduga terdapat upaya pemasangan GPS lebih dekat ke sekolah yang berbeda dengan tempat tinggal.
Sejak awal pendaftaran dibuka, koran ini mendatangi pusat layanan informasi di beberapa SMA Negeri di Kota Semarang. Hampir semua mendapat aduan yang sama perihal titik koordinat yang berubah-ubah. Beberapa kali sistem mengalami error, dan data tak tersimpan. Sehingga sebagian calon peserta didik harus mengulang proses registrasi online beberapa kali.
Salah seorang orang tua calon peserta didik Dewi mengadukan titik koordinat tempat tinggalnya yang tidak masuk zonasi SMA Negeri 2 Semarang. Beberapa tetangganya juga ada yang mendapat kendala serupa. Padahal sistem zonasi tahun sebelumnya, warga Pedurungan Tengah ini banyak yang masuk SMA Negeri 2.
“Saya dan wali lainnya itu heran kok ada banyak sekali yang jaraknya nggak sampai dua kilo (km), bahkan satu kilo (km). Kami dengar ada beberapa yang nakal mengubah GPS tempat tinggalnya supaya lebih dekat dengan sekolah,” keluhnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Wakil Kepala SMA Negeri 2 Semarang Teguh Wibowo mengakui kasus semacam itu benar adanya. Namun ia tak bisa mengatakan apakah hal itu sengaja atau tidak disengaja. Mengingat banyak aduan titik koordinat yang melenceng jauh karena sistem sempat error. Tak menutup kemungkinan titik GPS rumah dapat melenceng menjadi lebih dekat.
“Bila terbukti dan ketahuan, menurut juknis itu bisa ditolak, dan nggak jadi diterima,” tegasnya.
Pihaknya menambahkan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng akan mengadakan penelitian terkait masalah tersebut. Sebagai orang tua yang menaruh harapan besar agar anaknya dapat bersekolah di sana, Dewi merasa dirugikan bila kecurangan betul terjadi.
“Saat ini, saya cuma bisa memantau dan mengikuti PPDB sebisanya. Saya hanya berharap anak saya bisa keterima di sini, karena kami mengikuti prosedur sebagaimana mestinya,” ungkapnya.
Tercatat hingga siang kemarin terdapat sebanyak 456 pendaftar di SMA Negeri 2 Semarang. Daya tampung sekolah ini 350 peserta didik baru.
Sementara itu, saat koran ini mencoba mendatangi sekolah lain, kebanyakan layanan informasi ditutup lantaran beberapa panitia terpapar virus.
Seorang guru yang menjadi panitia PPDB di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Semarang mengakui adanya dugaan merekayasa titik koordinat tempat tinggal calon peserta didik (CPD) menjadi lebih dekat dengan sekolah tujuan. Hal ini dilakukan agar calon peserta didik masuk kuota zonasi. Namun, kata guru tersebut, hal itu bisa diatasi oleh panitia PPDB.
“Ada yang merekayasa titik koordinat tempat tinggal CPD menjadi lebih dekat dengan sekolah, sampai merekayasa surat keterangan pindah orang tua. Namun, semua itu bisa teratasi oleh panitia. Caranya? Ya, pakai taktik dong sesuai juknis,” kata guru tersebut yang sempat diposting di media sosial.
Sebaliknya, kata guru tersebut, ada juga seorang calon peserta didik yang tertulis lokasinya lebih dekat dengan sekolah tujuan, tapi malah merevisi titik koordinat menjadi lebih jauh sesuai alamat di Kartu Keluarga (KK). “Ini unik, kejujuran layak diberi acungan jempol, mengharukan,” ucapnya. (taf/aro)