RADARSEMARANG.COM, Semarang – Setelah uji coba Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pertama sukses, SD Negeri Pekunden menambah dua kelas pada minggu ke-3. Senin (26/4/2021) kemarin, 56 peserta didik kelas 3 dan 4 hadir kali pertama sejak sekolah daring. Kini bertambah empat ruang kelas yang terisi. Bila tak ada kendala, rencananya kelas 1 akan menyusul PTM setelah lebaran.
Kepala SD Negeri Pekunden Abdul Khalik mengatakan, di hari pertama masuk sekolah, peserta didik diberi pembekalan seputar Covid-19, dan cara menjaga imunitas tubuh. Menurutnya, kelas 3 dan 4 juga lebih penurut dan tertib saat diarahkan oleh guru tentang protokol kesehatan (prokes) di sekolah.
“Nanti Insya’ Allah kalau dua minggu ini sukses, setelah lebaran kelas 1 masuk. Jadi, semua kelas sudah bisa hadir ke sekolah,” tuturnya kepada RADARSEMARANG.COM.
Saat koran ini datang ke sekolah tersebut, sebanyak 14 peserta didik kelas 3 Aceh Tengah mengikuti pelajaran di ruang kelas. Sedangkan 14 siswa lainnya melalui daring, dan ditampilkan di LCD. Tiap ruang kelas di SD tersebut memang diberi tema dengan nama daerah agar peserta didik mengenal budaya di luar daerahnya.
Sebagian tampak mengenakan seragam baru. Pengalaman pertama belajar di sekolah tentu saja menarik bagi mereka. Antusiasme dan semangatnya jelas. Peserta didik memberi respon dan menjawab dengan kompak saat ditanya guru. Pada akhir pelajaran, seorang siswa pindahan asal Papua berkenalan di depan kelas.
Setelah ditutup dengan salam, guru mengambil semprotan disinfektan. Seperti yang sudah berjalan dua minggu lalu, peserta didik diwajibkan membawa lap kanebo. Guru menyemprot meja, lalu mereka mengelap meja masing-masing.
“Kalau di rumah itu bosan, makanya lebih enak di sekolah bisa ketemu teman-teman, bisa ngobrol dan ketawa bareng,” kata Jeni Madiana, siswi kelas 3 saat ditanya koran ini sepulang sekolah.
Grasiano Laudikiya, teman sekelas Jeni juga mengaku sama. “Belajar bareng-bareng dan tatap muka emang lebih asyik, dan lebih paham daripada belajar sendiri di rumah.”
Saat keluar, mereka mencuci tangan kembali. Lalu menunggu jemputan di halaman parkir sekolah. Sesekali guru mengingatkan peserta didik yang duduk berdekatan untuk menjaga jarak aman.
Untuk jangka panjang, Khalik berencana membuat sistem kantin dengan pembayaran nontunai. Agar wali murid dapat mengontrol uang saku dan jajanan anaknya. Namun itu harus melalui proses panjang dan persetujuan banyak pihak.
Sementara itu, kabar kurang sedap muncul saat Pemkot Semarang melakukan uji coba PTM tahap II mulai Senin (26/4/2021) kemarin. Yakni, adanya temuan dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang sejumlah guru dan siswa terpapar Covid-19. Namun setelah DKK melakukan penelusuran, kasus tersebut terjadi bukan karena tertular saat PTM, melainkan tertular terlebih dahulu sebelum pelaksanaan PTM dilakukan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang.
“Tadi ada masukan dari DKK, kabarnya ada guru dan siswa kena Covid-19. Nah ini ketahuannya pada hari pertama saat dilakikan swab antigen, ini mereka tertular bukan dari PTM, tapi sudah tertular dulu sebelum PTM,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Senin (26/4/2021) siang.
Hendi menegaskan, jika PTM di Semarang masih tetap oke dan berjalan dengan lancar. Pada uji coba kedua ini, ada 87 TK, SD, maupun SMP yang melaksanakan PTM. Pemkot, lanjut Hendi, tidak mengejar target berapa siswa yang masuk untuk PTM, yang lebih ditekankan adalah sistem pendidikan era new normal dilaksanakan dengan baik melalui penerapan protokol kesehatan (prokes).
“Siswa masuk dua sampai tiga kali seminggu tidak apa-apa, yang penting adalah bisa melakukan interaksi di sekolah. Prokes juga harus dijaga ketat, kita tidak kerjar target selain jaringan ilmu dan teman ini bisa didapatkan,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Gunawan Saptogiri mengatakan, pada uji coba PTM tahap II ini protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Disdik, kata dia, juga membentuk tim untuk meninjau pelaksanaan uji coba di 87 sekolah.
“Sehari maksimal hanya dilakukan 100 siswa saja setiap sekolah. Alhamdulillah berjalan lancar dan dilakukan dengan prokes yang ketat. Paling penting adalah pelaksanaan prokes ini,” tambahnya.
Pelaksanaan uji coba PTM, kata Gunawan, dilakukan di semua SMP Negeri yang ada di Kota Semarang. Untuk SD dilakukan di beberapa sekolah, sementara tingkat TK dilakukan di TK Pembina 01.
Sementara itu, Pemprov Jateng merencanakan jumlah kelas untuk uji coba PTM II hingga 7 Mei mendatang ditambah. Menyusul suksesnya uji coba pelaksanaan PTM pada tahap pertama periode 5-16 April lalu. Adapun jumlah sekolah yang akan digunakan untuk pelaksanaan PTM jilid II tetap 140.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, dari hasil evaluasi, uji coba PTM tahap pertama di Jateng berjalan bagus. Tidak ada kendala berarti sejak awal pelaksanaan hingga akhir. “Maka sekarang lagi didesain, dan saya sampaikan kepada sekolah yang melaksanakan PTM, saya kasih izin kalau mau nambah kelas,” kata Ganjar kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (26/4/2021).
Ia menerangkan, penambahan yang diizinkan baru penambahan kelas. Memang sebenarnya, ada beberapa sekolah yang mengajukan izin melaksanakan PTM. Namun pihaknya akan melakukan review terlebih dahulu apakah memenuhi syarat atau tidak. “Sekolah yang mau melaksanakan PTM baru, saya minta usulannya dulu, agar kita bisa pastikan bahwa sekolah siap. Kemungkinan potensi yang menambah sekarang jumlah kelasnya,” terangnya.
Jadi, kata Ganjar, jika sebelumnya satu sekolah hanya melaksanakan uji coba PTM di 2-3 kelas, maka untuk uji coba PTM tahap kedua ini, jumlah kelas di masing-masing sekolah bisa ditambah. “Bisa saja ditambah jadi enam kelas. Kalau enam kelas dibagi dua kan setidaknya ada 12 kelas. Jadi, latihannya sedikit agak banyak, tapi belum semuanya,” tuturnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng Hari Wuljanto mengatakan, banyak sekolah yang ‘melamar’ untuk melaksanakan PTM jilid kedua. “Namun masih kita seleksi untuk beberapa, memang yang sudah pasti ya 140 sekolah seperti yang PTM jilid pertama,” terang Hari. Meski begitu, ada kemungkinan nanti pada perjalanan pelaksanaan PTM jilid kedua jumlah sekolah akan ditambah.
Diakuinya, selama ini memang sekolah di beberapa daerah sudah ada yang melaksanakan PTM. Atas dasar persetujuan dari kepala daerah setempat, khususnya di jenjang SD. “Kita juga memonitor untuk pelaksanaan PTM di daerah,” terangnya. (cr1/ewb/den/aro)