RADARSEMARANG.COM, Semarang – Dies Natalis ke-51 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo kali ini lebih Meneguhkan Spirit Moderasi Walisongo. Peneguhan ini bukan karena adanya pengeboman di Makassar beberapa waktu lalu, namun sudah disiapkan sejak Desember 2019 dengan mendirikan Rumah Moderasi Beragama (RMB) yang diresmikan oleh Menteri Agama Jenderal (Purn) Fachrul Razi.
Spirit tersebut tercermin dalam seluruh rangkaian kegiatan peringatan dies natalis yang dimulai sejak 11 Maret lalu, dengan melakukan ziarah ke makam 51 wali dan masyayikh (terutama Walisongo). Acara dilanjut pada 20 Maret, dengan menggelar lomba esai moderasi beragama bagi kaum milenial. Kemudian 4 April, digelar halaqah ulama forum cinta tanah air untuk merumuskan kurikulum antiradikalisme. Bahkan 8 April mendatang, akan digelar lagi halaqah ulama moderasi beragama. Pada 19-20 April, digelar lomba ceramah pelajar dan santri SMA/MA tingkat nasional “Pelajar dan Santri Bicara Moderasi Beragama.”
“Meski begitu, saat puncak acara dies natalis ini, 6 April, tak hanya melakukan sidang senat, juga dilakukan launching buku 51 Kisah Walisongo dan launching 51 Pantun Moderasi Beragama,” kata Rektor UIN Walisongo Semarang Prof Dr H Imam Taufiq MAg kepada RADARSEMARANG.COM, Senin (5/4/2021).
Menurutnya, peneguhan moderasi beragama ini perlu dilakukan, mengingat tantangan bangsa Indonesia ke depan yang sangat kompeks. Hingga saat ini, masih banyak dilakukan gerakan intoleransi yang masif di beberapa level, tak hanya keagamaan, tapi juga level politik. “Ini tentu berimbas pada dinamika masyarakat kita,” ungkap bapak dua anak ini khawatir.
Menurutnya, intoleransi menjadi momok, karena berawal dari mindset atau karakter seseorang dalam mensikapi segala sesuatu. Biasanya hal itu dipicu oleh pemahamamn yang kaku, memandang dengan kaca mata kuda, black and white. Pemahaman intoleran, biasanya tak mau melihat sisi kebenaran di kelompok yang lain. “Karena itulah, UIN Walisongo Semarang sebagai kampus yang sejak awal mendeklarasikan sebagai kampus moderasi, berusaha memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara, dengan memberikan lulusan atau mencetak generasi bangsa dengan Islam yang moderat. Karena itu, diimplementasikan ke dalam kurikulum dalam rencana pembelajaran semester (RPS),” jelasnya. (ida/aro)