Elang Lily Andalan SMPN 18 Semarang

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Regu Pramuka Elang Lily selalu mengharumkan nama SMPN 18 Semarang di berbagai ajang perlombaan Pramuka. Terbaru adalah juara umum kompetisi Pramuka tingkat kota di SMPN 21 Semarang.

Elang Lily merupakan regu pramuka level tertinggi yang dimiliki oleh SMPN 18 Semarang. Mereka yang terdiri atas delapan siswa dan siswi, mendapatkan pendidikan khusus agar selalu memperoleh gelar juara. Hasilnya, pada berbagai ajang perlombaan Pramuka mereka selalu memperoleh gelar juara.

“Tim Elang Lily selalu menjadi andalan kami untuk event-event yang cukup besar dan menantang,” ujar Guru Pembimbing Pramuka SMPN 18 Semarang, Retno Adi Muhammad SPd, kepada Jawa Pos Radar Semrang.

Retno menjelaskan, di bawah Elang Lily ada dua regu lain yaitu Scorpio dan Sheriosa Sakura. Kedua regu tersebut diikuti siswa-siswi pilihan dalam kategori pemula. SMPN 18 Semarang sendiri memiliki kegiatan Pramuka wajib bagi seluruh siswa, serta Pramuka inti untuk siswa khusus.

Menurutnya, rahasia di balik suksesnya Elang Lily lantaran latihan intensif yang selalu diberikan. Latihan diberikan dengan materi yang serius serta dilakukan setiap hari. “Kadang-kadang mereka latihan hingga pulangnya lebih akhir. Tapi orang tua mereka mendukung kegiatan tersebut. Kami berlakukan seleksi ketat, tidak terbuka secara umum. Kami memilih siswa terbaik untuk dimasukkan ke tim khusus ini,” ujarnya.

Berkat hal tersebut, terakhir, Elang Lily dapat mempertahankan gelar juara umum beruntun, hingga empat kali. “Lomba tingkat kota di SMPN 21 Semarang, adalah lomba Galang Aktif Kreatif. Yang putri, meraih juara empat kali beruntun. Kalau putra berhasil menjuarai lagi, setelah sebelumnya dapat juara dua. Mereka menyapu gelar juaranya, 8 piala kami ambil,” ucapnya.

Sementara itu, Budi Siswanto S.Pd, Pembantu Kepala Sekolah Bidang Humas mengatakan, pihak sekolah merasa bangga dengan prestasi yang diraih siswanya dalam bidang pramuka. “Mereka bisa mewujudkan karakter dari Pramuka seperti disiplin dan gotong-royong. Mereka bisa mengaplikasikannya di lingkungannya sendiri,” tuturnya. (yan/ida)