RADARSEMARANG.COM, ARAB SAUDI-Jumlah jemaah haji lanjut usia (Lansia) atau usia di atas 60 tahun mencapai 45 persen dari 200 ribuan kuota Jemaah haji tahun ini.
Salah satu penyakit yang rentan terjadi pada Lansia karena panas tinggi adalah demensia. Lansia diharapkan tak mengalami dehidrasi, sehingga dianjurkan minum oralit.
Berdasarkan laporan petugas pelayanan kesehatan haji Kementerian Kesehatan, ada sejumlah jemaah haji Lansia mengalami demensia setelah tiba di Madinah. Tenaga kesehatan haji pun segera melakukan pendampingan kepada pasien hingga pulih dan mengajak untuk bersosialisasi dengan rekan jemaah yang lain untuk mencegah demensia.
Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran mengatakan terkait dengan jemaah haji Lansia yang mengalami disorientasi seperti kasus jemaah haji minta pulang saat di pesawat, kemudian ada beberapa kasus jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci masih menganggap berada di kampungnya, biasanya terjadi karena demensia.
Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya. Gejala-gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami, kemudian sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.
“Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini karena tahun ini memang jumlah jemaah Lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar dr. M. Imran pada konferensi pers secara virtual, Senin (5/6).
Pada jemaah yang mengalami demensia perlu diberikan stimulasi kognitif. Dikatakan dr. Imran, stimulasi dilakukan dengan mengajak pasien ngobrol dan bersosialisasi. Selanjutnya tenaga kesehatan haji melakukan pendampingan terhadap pasien untuk mencegah terjadinya demensia.
Jemaah yang mengalami demensia langsung dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah untuk mendapatkan terapi stimulasi kognitif. Biasanya setelah terapi ini ingatan pasien akan pulih kembali.
Namun, dr. Imran menekankan, setelah pasien pulih harus tetap diwaspadai karena demensia ini sewaktu-waktu bisa muncul terutama disebabkan kelelahan dan dehidrasi. Bagi jemaah lansia sangat disarankan untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji.
Hal itu dapat memicu kelelahan ataupun terjadi dehidrasi akibat paparan cuaca panas di Arab Saudi.
“Jemaah Lansia memang masih bisa kita cegah terjadinya demensia, artinya jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif, caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita. Para pendamping jemaah diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, zikir bersama, kemudian hindari yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah,” tutur dr. Imran.
Kasi Kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dr Thafsin Alfarizi menganjurkan para jemaah haji terutama lansia untuk meminum oralit untuk mencegah dehidrasi.
“Jamaah haji risiko tinggi (Risti) karena penyakit dan usia agar membatasi beribadah, tapi sesuaikan dengan kondisi kesehatannya,” katanya.
Cuaca panas di Madinah dan Makkah harap jemaah haji menggunakan payung kacamata hitam, memakai masker, da sandal. Karena suhu duhur ke atas sangat panas.
“Terpenting lagi agar minum oralit 200 mili liter per jam jangan tunggu haus. Jangan lupa makan teratur dan istirahat,” pesannya.
Anggota Tim Promkes Madinah Kingkin Wahyudi mengungkapkan satu kloter mendapatkan oralit gratis 3.900 sachet. Dianjurkan diminum saat tengah hari ke Masjid Nabawi. Selanjutnya kontinyu minum air putih. Oralit sekarang gak sekadar asin, tapi ada rasa jeruk.
Kingkin memberikan tips minum oralit agar tidak beser. Minumnya satu teguk tahan di mulut, dikumur-kumurkan dulu. Baru ditelan. “Itu bisa dilakukan tiap 3 menit, agar tenggorokam tak kering dan tak beser,” katanya. (ida)