RADARSEMARANG.COM, MADINAH-Sebanyak lima kloter calon jemaah haji dari gelombang pertama akan diberangkatkan ke Makkah pada Kamis (1/6/2023), untuk menjalankan ibadah umrah wajib. Selanjutnya menunggu Hari Raya Haji untuk wukuf di Padang Arafah pada Selasa (27/6/2023) mendatang.
Kelima kloter yang kali pertama diberangkatkan adalah Jemaah haji kloter Jakarta Pondok Gede (JKG) 1 sebanyak 390 orang, Solo-Yogyakarta (SOC) 1 sebanyak 355 orang, Ujung Pandang (UPG) 1 sebanyak 392 orang, Banda Aceh (BTJ) 1 sebanyak 393 orang, dan Kualanamu (KNO) 1 sebanyak 359 orang.
Kelima kloter ini akan diberangkatkan pada Kamis 1 Juni 2023. Pada pukul 14.00 diberangkatkan tiga kloter, dan pukul 16.00 dua kloter. Sedangkan hari berikutnya, akan diberangkatkan menuju Makkah setiap harinya sekitar 15-16 kloter hingga 16 Juni 2023 mendatang.
“Hari pertama lima kloter, hari kedua dan seterusnya baru komplet 15-16 kloter ini terkait dengan slot dari muasasah dan input yang dilakukan petugas terkait data paspor, hotel, dan kendaraan bus untuk mengangkut jemaah haji dan kesiapan hotel di Makkah juga,” kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah Zaenal Muttaqin.
Saat ini Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah mulai menyiapkan Bir Ali sebagai miqat jemaah haji dari Madinah. Termasuk menyiapkan kursi roda cadangan. Karena di masing-masing bus juga telah disediakan.
“Kami siapkan pos penjagaan dan petunjuk, agar jemaah haji tidak salah naik bus untuk miqat. Nanti dalam pelaksanaannya akan ada ribuan bus,” kata Petugas Bimbingan Ibadah Sektor Bir Ali Asep Dadan Wildan di Masjid Bir Ali.
Nantinya, tiap posko akan memberikan bantuan kepada Jemaah. Khususnya untuk lansia akan diberikan pelayanan khusus. Begitupun saat di bus akan dipandu untuk niat umrah. Kemarin sudah disimulasikan tiap-tiap pos untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji agar tidak terlalu lama di Bir Ali.
“Yang lama biasanya kalau tersesat. Ya sebetulnya, Jemaah haji tidak betah juga berlama-lama di sini untuk miqat melaksanakan ihram,” tuturnya.
Posnya ada lima, total 21 petugas di Sektor Khusus Bir Ali. Pos 1 untuk mencatat bus yang masuk. Pos 5 mencatat bus yang sudah bertolak ke Makkah. Sedangkan pos 2, 3, dan 4, memberikan layanan kepada Jemaah haji.
Bagian Kesehatan Sektor Bir Ali dr Tejo Katon mengingatkan Jemaah haji agar menjaga kesehatannya sehingga tetap dalam kondisi fit. Apalagi Jemaah haji lansia dan berkebutuhan khusus, harus sering minum air yang dicampur oralit. “Oralit di cuaca terik Arab Saudi, bukan untuk diare. Tapi lebih untuk mengantisipasi dehidrasi,” katanya.
Saat di Bir Ali, sarannya, jemaah haji harus selalu memakai Alat Pelindung Diri (APD). Yakni, berpakaian ihram, memakai sandal, payung, dan masker. Hal itu untuk meminimalkan terpapar sinar matahari langsung.
“Sebenarnya yang paling efektif adalah masker yang selalu dibasahi air sehingga debu tidak langsung masuk. Itu akan menahan debu. Apalagi jika masker kain, bisa dicuci lagi. Dengan begitu tidak ada rumus, orang pulang haji harus batuk. Jadi kalau batuk, berarti tidak disiplin memakai masker,” tandasnya.
Masjid Bir Ali merupakan tempat miqat jemaah Indonesia seusai menyelesaikan ibadah Arbain di Masjid Nabawi serta ziarah ke tempat-tempat bersejarah di Madinah. Fasilitasnya sangat ramah lansia. Masjid ini dilengkapi 512 unit toilet dan 566 kamar mandi. Bahkan dilengkapi dengan tempat duduk di setiap tempat wudhu dan disediakan toilet duduk.
Di ruang toilet pun disediakan sejumlah kursi yang dimungkinkan untuk duduk saat mengantre atau menunggu jemaah haji lainnya.
Sementara itu, Masjid Bir Ali terletak 11 kilometer dari Masjid Nabawi, tepatnya sebelah barat Lembah Aqiq. Bir Ali dahulu dikenal sebagai Dzulhulaifah, sebuah desa yang berjarak 6 atau 7 mil dari Kota Madinah. (ida)