RADARSEMARANG.COM, MADINAH-Para Jemaah haji Indonesia memanfaatkan waktu di sela menjalankan ibadah arbain (salat berjamaah 40 waktu waktu berturut-turut) dengan melakukan ziarah ke makam sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW dan menikmati keindahan alam Madinah. Di antaranya ke Gunung Uhud atau Jabal Uhud.
Di Gunung Uhud ini, terletak 5 kilometer utara Masjid Nabawi. Para jamaah memang ditunjukkan alam Madinah yang sangat Instagramable. Tapi yang terpenting adalah berziarah ke makam sahabat Nabi yang gugur pada perang Uhud, yakni perang melawan kafir Quraisy. Posisi makam terletak di antara Gunung Uhud dan Gunung Rumat.

Ada 70 sahabat Nabi Muhammad yang gugur dalam perang Uhud tersebut. Di antaranya, Hamzah bin Abdul Muntholib, paman Nabi Muhammad SAW, Mush’ab bin Umair, Hanzhalah bin Abi Amir, Amru bin Al-Jamuh, Abdullah bin Amru bin Haram, Abdullah bin Jahsy dan lainnya.
Perang Uhud terjadi tahun ketiga Hijriyah, kurang lebih 1.380 tahun yang lalu. Rasulullah SAW memerintahkan jenazah mereka dimakamkan di lembah Jabal Uhud.
Makam Suhada tersebut kini dikelilingi pagar yang terbuat dari besi dan kaca transparan. Keputusan memagar makam tersebut dilakukan untuk menghindari perilaku peziarah yang berlebihan.
Di dalam pagar pembatas makam 70 suhada tersebut, hanya terlihat hamparan tanah. Di bagian tengah ada dua batu nisan. Dua batu nisan tersebut diperkirakan tanda dari makam Hamzah bin Abdul Muthalib dan Mush’ab bin Umair.
Kondisi terakhir menjadi demikian, karena Madinah pernah dilanda banjir besar. Termasuk lembah Jabal Uhud. Banjir tersebut menyebabkan beberapa jenazah syuhada terangkat Uhud terangkan ke atas. Namun kaum muslimin waktu itu tak mengenali identitas jenazah para syuhada. Meski begitu, ada dua jenazah yang dikenali, yakni jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib dan Mush’ab bin Umair.
Para peziarah khidmat dan merasakan betapa kerasnya perjuangan para syuhada mempertahankan Islam sebagai agama yang benar Allah SWT. Adalah Sularno yang didampingi istrinya Bety, dari Kloter JKS4, yang berkejaran dengan waktu untuk melakukan arbain.
“Berziarah di sini sangat luar biasa. Kami jadi merasakan kekuasaan Allah SWT ribuan tahun yang lalu. Kami Bahagia bisa berkunjung ke makam syuhada. Kami berdoa untuk para syuhada dan mengharapkan berkah beliau untuk kami,” kata Sularno dan istrinya Bety yang tinggal di Bogor.
Demikian juga dengan ibu dan anak, Suminah, 58, dan Dewi Nurjannah, 32. Jamaah asal Demak, Jawa Tengah ini sangat terharu. Baru kali ini mendapatkan panggilan haji dan bisa sampai ke Jabal Uhud. “Saya terharu,” tandas Dewi.
Pembimbing Haji BTH 1 dari Batam, Muhammad Syarif menambahkan, bahwa waktu perang Uhud Rasulullah membuat strategi dengan menempatkan 50 orang pemanah handal di Gunung Rumat untuk stand by. Rasulullah SAW juga berpesan, jika dalam perang ini kalah atau menang, para pejuang ini harus tetap berada di tempatnya walau kalah atau menang. Ternyata dalam perang tersebut menang. Sayangnya para sahabat Nabi ini turut bergembira dan ikut berebut barang ghanimah.
Situasi perang pun berbalik. Pasukan Quraisy memanfaatkan situasi tersebut dengan mengepung dari atas bukit, hingga akhirnya kaum muslimin kalah. Sebanyak 70 syuhada akhirnya gugur. “Intinya adalah mentaati perintahnya Rasulullah SAW, kita akan selamat,” tandasnya. (ida)