RADARSEMARANG.COM, MADINAH-Temuan sertifikat badal haji di dalam koper jemaah haji memantik perhatian banyak pihak. Apalagi sertifikat badal haji tersebut dibawa dari Indonesia. Ketahuan setelah petugas Bandara Amir Mohammed bin Abdul Azis (AMAA) Madinah membongkar koper tersebut saat melewati Xray.
Sertifikat tersebut ditemukan di dalam koper salah satu jemaah haji lansia dari Madura. Mereka berasal dari embarkasi Surabaya atau kloter SUB 4.
Sertifikat badal yang dibawa sejak sebelum pelaksanaan haji, memantik perhatian banyak pihak. Ini juga menjadi peringatan bagi jemaah haji yang ingin membadalkan haji untuk orang tuanya atau saudaranya. Kalau tidak waspada, ternyata banyak badal haji abal-abal.
Perlu diketahui badal haji jadi ladang bisnis oknum yang mencari keuntungan sepihak. Biasanya ada pihak yang menawarkan, kemudian si A denhan harga Rp 15 juta, tapi dilempar ke orang lain sebut saja B dengan harga yang turun hanya Rp 12 juta. Dari si B dilempar lagi ke si C yang harganya jadi Rp 10 juta saja. Tapi si C dilempar ke si D dengan harga Rp 7 juta.
Nah si D seorang ini ternyata sekali musim haji, bisa menerima 5 orderan badal haji sekaligus. Padahal, satu orang harusnya hanya bisa menerima satu badal haji.
“Karena wukuf di Arafah hanya bisa dilaksanakan satu orang satu kali musim haji. Satu orang hanya bisa menerima satu badal haji. Berbeda dengan umrah, satu orang sehari bisa melaksanakan lebih dari seorang badal umrah,” kata Tour Guide Umrah Muhammad Khori kepada RADARSEMARANG.COM.
Oknum yang tak bertanggung jawab itu kerap hanya mengenakan pakaian ihram lalu foto di sembarang tempat sambil membawa sertifikat haji abal-abal. “Padahal orang itu tidak melakukan badal haji,” kata mukimin asal Madura berumur 26 tahun ini.
Untuk sertifikat, oknum tak bertanggung jawab tersebut kerap membeli kertas sertifikat kosongan yang belum ada namanya. Satu paket berisi beberapa lembar biasanya seharga 10 real. Kertas sertifikat itu dijual bebas di Maktabah.
“Sertifikat itu bisa ditulis sendiri,” timpal mukimin lainnya asal Serang Banten Jawa Barat, Subkhi, 44.
Khori memberikan tips, kalau mau melakukan badal haji, kenali dulu orangnya. Lebih baik dengan orang yang dikenal langsung.
“Terpenting cari orang yang memahami syarat dan rukun haji. Jangan memilih sembarang orang,” katanya.
Setelah itu, minta dokumentasi tiap titik perjalanan saat menjalankan syarat rukun haji. Mulai dari miqat ada dokumentasinya, kemudian saat wukuf di Arafah, lalu di Muzdalifah, Mina, lempar jumrah, tahallul, hingga tawaf ifadhah, dan sai. Semua itu harus terdokumentasi.
“Pembayaran uang untuk badal sebaiknya dilakukan saat wukuf di Arafah atau di Mina. Sehingga kita yakin orang itu benar-benar melakukan badal haji,” katanya.
Ini berbeda dengan sebagian jemaah haji yang meninggal baik saat masih di embarkasi, di bandara, di hotel/pemondokan, di Madinah, sebelum wukuf Arafah, akan dibadalkan oleh Kemenag RI. “Bukti jamaah haji tersebut sudah dibadalkan, Kemenag RI akan mengeluarkan sertifikat resmi. Terutama dari Kantor Urusan Haji (KUH),” kata Konsultan Haji PPIH Arab Saudi yang juga pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Maarif Denanyar Jombang Jatim, KH Ahmad Wazir. (ida)