RADARSEMARANG.COM, JAKARTA-Menteri Agama (Menag) H Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada para Petugas Pelakasana Ibadah Haji (PPIH) untuk bersabar tanpa batas dan bekerja kompak dan memperkuat teamwork. Dengan begitu, petugas haji bisa melayani 221 ribu jamaah haji Indonesia, termasuk kepada 67 ribu jamaah haji lanjut usia (lansia).
Hal tersebut disampaikan dalam acara Pembukaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Terintegrasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Petugas Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tahun 1444 H/2023 M. Dalam kesempatan tersebut hadir Wakil Ketua MPR RI Yandri Susanto, Ketua Komisi VIII DPR RI H Ashabul Kahfi, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo, dan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI Prof Hilman Latief MA PH.D selaku penyelenggara acara, di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada Rabu malam (12/4/2023).
Menteri Agama yang akrab disapa Gusmen ini menyatakan, sabar adalah kata kunci dalam melayani lansia. “Kalau kata orang, sabar ada batasnya, tapi saya harap saudara bersabar tanpa batas. Dan sabar itu adalah saat anda berhak marah, tapi anda memilih untuk diam. Maka saya minta tetaplah bersabar. Kalau ingin marah, minum lagi air zam zam,” katanya.
Gusmen mengingatkan petugas haji, bahwa keberadaannya mendapatkan kesempatan sebagai petugas haji di tanah suci, karena sebab adanya jamaah haji. Karena itu, petugas diminta menjaga sikap, jangan emosional dalam memberikan pelayanan kepada jamaah haji, jangan membentak bentak jamaah. “Saudara tak akan ke tanah suci kalau tak ada jamaah haji. Jangan pernah sakiti hati mereka. Kalau anda menyakitinya, kamu sama saja menyakiti tamu-tamu Allah,” tandasnya mengingatkan.
Selain itu, Gusmen mengingatkan petugas haji untuk bekerja secara teamwork. Petugas haji dikumpulkan dalam bimtek fusi PPIH Arab Saudi adalah untuk membentuk tim. Tim yang bekerja pada waktu yang sama, di tempat yang sama. Tim adalah orang yang berbeda-beda, bekerja di waktu yang sama, tempat yang sama dengan tujuan, untuk sama-sama mewujudkan cita-cita yang sama, yaitu memberikan pelayanan yang baik kepada jamaah haji.
“Hilangkan ego dari instansi anda sebelumnya. Kita bekerja sebagai tim, yaitu bekerja sebagaimana organ tubuh. Kaki dicubit, semua anggota badan akan terasa. Kita tak bisa meniup mata kelilipen sendiri, tapi butuh bantuan orang lain. Tolong lakukan ini secara tim, tim petugas haji yang memberikan pelayanan yang baik kepada jamaah haji Indonesia,” jelasnya.
Ditegaskan, pelaksanaan haji tahun 2023 ini bukan tugas yang mudah di banding tahun 2022 lalu yang hanya 50 persennya jamaah haji disbanding tahun 2023 ini. Tahun lalu hanya melayani 105 jamaah haji, tahun 2023 ini 221 ribu jamaah haji.
“Diperlukan kemampuan dan kemauan yang kuat, sehingga harus melibatkan perasaan dalam memberikan pelayanan kepada jamaah haji. Kami harapkan petugas haji bisa memberikan pelayanan dan kenyamanan terbaik kepada jamaah haji sebagimana memberikan pelayanan dan kenyamanan kepada keluarga sendiri, orang tua sendiri, dan lainnya,” katanya.
Jika tahun lalu indek kepuasan jamaah mencapai 90 persen, bukan hanya kerja kementerian dan Komisi VIII, namun yang menjadi ujung tombak adalah petugas. Tanpa kesungguhan para petugas, tak akan mencapai indeks terbaik selama 10 tahun terakhir.
Oleh karena itu, Gusmen meminta Ditjen PHU lebih ketat dan terukur dalam melakukan rekrutmen petugas yang akan melayani jamaah haji dalam beribadah. Baik saat wukuf maupun dalam menjalankan ibadah haji lainnya. Apalagi tahun ini adalah Haji Ramah Lansia. Tentu membutuhkan perlakuan khusus. MIsal untuk jamaah haji berumur 102 tahun, tentu giginya sudah ompong, nah bagaimana petugas menyediakan asupan makanan untuk lansia tersebut.
Baru soal makan membutuhkan pelayanan berbeda, belum lagi saat menjalankan ibadah yang mengandalkan fisik. Lansia sangat rentan, apalagi suhu udara di Arab Saudi tak jauh berbeda dengan tahun lalu sekitar 48 derajat Celsius. “Tantangannya tak mudah,” katanya.
Karena itu, petuhgas harus kembali memantapkan niat dalam melayani lansia. Selain itu, sebagaimana dalam pakta integritas, jika petugas tak melakukan apa yang dijanjikan, pihaknya akan memulangkan sebelum waktunya. Di Sulawesi Selatan m,asa tunggunya saja jamaah haji butuh 46 tahun. Sedangkan petugas haji hanya mengikuti, kompensasinya memberikan pelayanan kepada jamaah haji.
Bimbingan teknis kali ini, menjadi tahapan penting. Karena itu, harus diikuti dengan baik agar petugas haji dapat memberikan pelayanan maksimal. “Saya harap petugas haji tak hanya memberikan pelayanaan, tapi harus jadi problem solver dan jangan menjadi bagian dari masalah,” tandasnya.
Tahun lalu, Kemenag masih menemui masalah, harus berurusan dengan polisi Arab. Gusmen tahun ini tak ingin dan tak mau tahu, petugas haji tak boleh berurusan dengan aparat hukum Arab Saudi. “Tolong dijaga apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di Arab Saudi, itu harus dipatuhi. Kalau anda bersungguh-sungguh tak hanya hajinya mabrur, tapi akan dapat kenikmatan di akherat,” ingatnya.
Gusmen juga berterima kasih kepada petugas yang ikhlas memberikan pelayanan kepada jamaah haji. Gusmen mendoakan semoga petugas haji bekesempatan ibadah haji, hajinya pun haji mabrur. “Tetaplah semangat bekerja untuk Indonesia,” harapnya.
Wakil Ketua MPR H Yandri Susanto mengingatkan kepada petugas haji untuk mempertahankan indek kepuasaan jamaah haji yang tembus 90 persen di tahun 2022, kalau bisa jauh lebih tinggi. “Kita adalah satu bangsa. Karena itu melalui forum yang terhormat ini, bahwa kekompakan modal kita. Kalau tak kompak, itulah kelemahan kita,” katanya.
Ketua Komisi VIII DPR RI H Ashabul Kahfi mengingatkan, jamah haji lansia yang sudah menunaikan rukun haji atau wukuf di Arafah, jangan dipaksakan melaksanakan ibadah lainnya. Tak usah memaksakan unrah sunah yang melelahkan para lansia. “Salat di masjidil haram selama di area tanah suci sebenarnya pahalanya sama,” katanya.
Lamanya masa tunggu jamaah haji mendorong Komisi VIII DPR RI untuk terus mendorong penambahan kuota haji dan mebningkatkan pelayanan jamaah haji. “Kepada petugas haji, anda adalah duta bangsa Indonesia. Oleh karena itu, jaga nama baik bangsa Indonesia,” ingatnya.
Liliek Mahaendro juga mengingatkan PPIH mengemban tanggung jawab besar dalam menjaga kesehatan jamaah haji, mencegah kelelahan, dan meminimalisasi aktivitas fisik yang tak perlu. “Berikan kemampuan terbaik dalam menekan angka kesakitan dan kematian jamaah haji. Petugas dapat memgimplementasikan ilmu dalam pelaksanaan ibadah haji nanti,” katanya. (ida)