RADARSEMARANG.COM, JAKARTA -Tingginya jumlah angka kematian jamaah haji saat menjalankan ibadah haji di Tanah Suci Makkah dan Madinah, sejauh ini lebih disebabkan karena kelelahan dan kecapekan.
Umumnya karea jamaah haji memaksakan ibadah sunah, giliran saat puncak haji wukuf di Arafah sudah melemah kondisi fisiknya. Akibatnya, mengalami kecapekan luar biasa hingga menyebabkan kematian.
Hal tersebut diingatkan oleh Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Hajji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) RI Arsyad Hidayat saat apel pagi dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Tugas dan Fungsi (Fusi) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede Senin (11/4/2023).
Arsyad mengingatkan para petugas haji untuk waspada dan meminimalisasi kasus kematian jamaah haji Indonesia, kata kuncinya hanya tugas dan tanggung jawab petugas pelayanan Kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), konsulatan ibadah, atau pembimbing ibadah, tapi menjadi tugas PPIH di Arab Saudi.
Dengan kerja bersama yang solid dan kompak saling bahu membahu, harapannya seluruh jamaah haji bisa sampai ke tanah suci, bisa beribadah dengan nyaman, dan bisa kembali ke tanah air dengan selamat.
Arsyad mnengharapkan para petugas terus memberikan edukasi, sosialisasi, dan pendampingan kepada para jamaah haji bisa beribadah dengan baik tanpa memaksakan diri. edikitnya ada beberapa titik kritis yang bisa menyebabkan kematian jamaah haji Indonesia yang harus diperhatikan para petugas.
“Kami perlu cermati di tahun sebelumnya, saat awal kedatangan jamaah haji gelombang pertama di Bandara Madinad dan gelombang kedua di Bandara Jeddah, biasanya pertama kali datang ke negara orang, tentu budaya, suhu, dan lainya yang berbeda,” katanya.
Biasanya orang yang baru tiba kali pertama, mengalami culture shock, karena berbeda kultur. Orang Arab yang hidup di padang pasir nada bicaranya keras. “Ada nenek-nenek yang sampai stress, merasa dibentak-bentak orang Arab.
Bahkan nenek itu merasa, saya dosa apa kok dimarah-marahi. Padahal, itu kultur mereka orang Arab yang memang keras. Ini perlu diantsiipasi,” tandasnya.