RADARSEMARANG.COM, JAKARTA-Jamaah haji perempuan tahun 2023 ini bertambah banyak, jadi sebesar 52 persen dan 30 persennya jamaah lanjut usia (Lansia). Karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI menambah jumlah pembimbing perempuan dan lansia.
Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Tugas dan Fungsi (Fusi) bagi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Jumat malam (7/4/2023).
Dalam pelatihan yang dilaksanakan 10 hari tersebut mulai 7-16 April 2023 ini, Hilman mengatakan, jumlah jamaah haji sudah normal Kembali sama seperti sebelum pandemic Covid-19. Tahun 2023 ini akan memberangkatkan 221 ribu jamaah haji. Jumlah itu terdiri atas 203.320 jamaah haji regular, 17.680 jamaah haji khusus. “Dari jumlah itu 52 persen adalah jamaah perempuan,” tandasnya.
Karena itulah, Kemenag menambah jumlah pembimbing haji dan konsultan ibadah perempuan, serta petugas perempuan. “Alhamdulillah tahun ini jumlah petugas perempuan meningkat signifikan,” tandasnya.
Lebih penting lagi, dari sepertiganya dari ratusan jamaah haji itu adalah jamaah haji lanjut usia dengan rentang umjur 65 hingga 100 tahun. Hal ini karena dua tahun pandemic Covid-19 tidak memberangkatkan jamaah haji mulai umur 65 tahun ke atas. Maka jamaah haji lansia menumpuk di tahun 2023 ini.
“Kita sudah tiga tahun ini tidak bisa memberangkatkan jamaah haji dengan sempurna. Dua tahun lalu dibatasi usia,” katanya.
Karena itu, tema tahun 2023 ini pemberangkatan haji ramah lansia. Pihaknya berharap, jamaah lansia yang istitoah yang mandiri bisa melaksanakan ibadah haji dengan baik meski ada keterbatasan. Meeski begitu, Kemenag RI akan memberikan pelayanan dan kemudahan bagi lansia. Dengan menambah jumlah petugas haji lansia.
“Inilah perlunya keterampilan khusus dan wawasan khusus tentang itu. Karena itulah 10 hari ini bimtek kita lakukan agar kesadaran muncul dari petugas haji tahun ini. Tidak ada yang berleha leha, tidak ada yang tenang-tenang, selain karena medannya berat dan tantangannya berat,” katanya mengingatkan.
Contoh kemudahan bagi lansia yang dimaksud, saat naik bus, ditempatkan dengan baik. Saat naik lift, kita berikan layanan yang standar dan kemudahan kemudahan. Saat ini ada jamaah haji lansia yang umurnya 105 tahun. Ada beberapa. “Pak Menteri Agama sudah memberikan 5 persen untuk kuota lansia karena jumlahnya cukup siginfikan,” katanya.
Terkait jamaah haji disabilias, diakuinya, konteksnya tidak semua berat. Lansia itu karena keterbatasan pendengaran, mungkin fisik tidak bisa jalan jauh-jauh. “Jadi konteksnya membutuhkan dukungan. Kami dari kementerian agama ingin memberikan kemudahan saja, kesadaran itu harus dimiliki jemaah dan petugas.” (ida)