RADARSEMARANG.COM, Surabaya – Dugaan taruna Poltek Pelayaran Muhammad Rio Ferdinan Anwar tewas karena dianiaya terbukti. Kemarin (8/2) polisi menetapkan AJP, seniornya di kampus, sebagai tersangka. Warga Banyu Urip tersebut diketahui sempat memukul perut korban. Nahas, dampaknya menjadi fatal karena mengenai ulu hati.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana menyatakan, penganiayaan itu terjadi Minggu (5/2). Rio yang sedang berada di ruang makan sekitar pukul 19.30 dipaksa tersangka dan tiga teman satu angkatannya ikut ke toilet. ’’Di sana korban mendapat penganiayaan,” ujarnya.
Rio dipukul berkali-kali. Baik di kepala maupun tubuh. Pemuda 19 tahun itu akhirnya tumbang ke lantai setelah bagian perutnya dua kali menjadi sasaran.
Melihat korban tidak berdaya, tersangka dan temannya membopong korban keluar toilet dan meminta bantuan. Dalihnya, Rio terjatuh di kamar mandi. ’’Korban dibawa ke RSU Haji Sukolilo dengan mobil ambulans klinik kampus,” kata Mirzal.
Alumnus SMAN 4 Surabaya itu menjelaskan, upaya penyelamatan tidak berhasil. Rio dinyatakan meninggal tidak lama setelah dirawat.
Kematian itu dilaporkan pihak kampus kepada keluarga korban. Mochamad Yani, ayah Rio, kemudian merasa janggal ketika melihat jenazah anaknya yang babak belur. Kondisi itu dianggap mustahil akibat jatuh di toilet.
Yani curiga anaknya tewas karena mendapat penganiayaan. Warga Desa Puloniti, Bangsal, Mojokerto, itu lantas melaporkan dugaan tersebut ke Polsek Gunung Anyar. ’’Kami lakukan rangkaian penyelidikan setelah mendapat laporan,” ujarnya.