RADARSEMARANG.COM, Badung – Kalau Elon Musk memuji potensi generasi muda dan sumber daya alam Indonesia, Anne Hathaway berharap rekomendasi dari G20 bisa mengakomodasi isu-isu strategis perempuan dan anak. Musk tampil diterangi lilin sambil mengenakan batik dari Sulawesi Tengah.
Dengan segala kekayaan dan sepak terjangnya, Elon Musk jelas terbiasa menjadi sorotan. Tapi, tidak kemarin (14/11), ketika dia tampil secara virtual sebagai narasumber dalam B20 yang merupakan rangkaian KTT G20.
’’Saya baru saja melihat (wajah saya lewat) videonya, sangat aneh. Saya berada di sini dalam kegelapan, dikelilingi oleh lilin, sangat aneh,’’ kata bos Tesla dan Twitter itu disambut tawa para hadirin.
Sesi dengan Musk itu dibuka dengan lagu A Little Less Conversation dari King of Rock and Roll Elvis Presley. CEO dan Presdir Bakrie & Brothers Anindya Bakrie memandu sesi dialog bertajuk Navigating Future Disruption of Global Technological Innovation tersebut.
Sejumlah delegasi dan peserta langsung merangsek maju ke bangku depan. Sambil berlomba mengangkat smartphone dan mengabadikan momen itu tentunya.
Disambut ribuan ribu pasang mata, Musk justru mengawali cerita bahwa sesi dialog itu dilakukannya di tengah kondisi listrik padam. Itu yang membuat orang terkaya di dunia versi Bloomberg dan Forbes itu kaget melihat dirinya sendiri.
Menanggapi itu, Anindya pun melontarkan guyonan. ’’Makanya, lebih baik Anda ke sini. Di sini terang, di sana gelap,” selorohnya.
Musk mengenakan batik Bomba asal Sulawesi Tengah yang dikirim khusus untuk dirinya. Dia pun mengaku menyukai apa yang dia kenakan tersebut.
Anindya menimpali, ’’Kami mengirimkan itu 15 ribu kilometer mengelilingi dunia buat Anda. Batik yang Anda pakai itu berasal dari Sulawesi Tengah, dari sebuah desa kecil tempat di mana ada banyak nikel di sana,’’ imbuh Anindya.
Sepanjang dialog, Musk dan Anindya memang saling melempar candaan. Itu yang membuat sesi berlangsung cair dan segar.
’’Mengapa Anda tidak terbang saja ke Bali lalu bersantai di sini?” tanya Anindya. ’’Anda kan tahu, pekerjaan saya makin banyak akhir-akhir ini,” jawab pendiri SpaceX itu sambil menertawakan diri sendiri, merujuk pada akuisisi Twitter yang belum lama ini dia lakukan.
Terkait Twitter, Anindya juga bertanya, bagaimana rasanya menjadi pemilik media. Tapi, Musk yang dilahirkan di Pretoria, Afrika Selatan, 51 tahun lalu itu menjawab bahwa Twitter bukanlah media, melainkan sebuah medium. Meski fungsinya hampir mirip dengan media.