28 C
Semarang
Monday, 16 December 2024

Pastikan Tak Menolak Santri, Semua Diterima dan Dididik

Pondok Pesantren Modern Al Asy'ariyyah 7 Wonosobo

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Al-Asy’ariyyah 7 saat ini menjadi salah satu pondok yang masih eksis di Kabupaten Wonosobo. Para santri tak hanya fokus belajar agama dan ilmu pengetahuan umum saja. Namun, beragam keterampilan usaha terus diajarkan.

Pondok pesantren Al Asy’ariyyah 7 ini sudah berdiri pada pertengahan 2014 lalu. Berlokasi di Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo. Ponpes ini merupakan salah satu cabang pondok besar dari Al Asy’ariyyah di Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo.

Model pembelajarannya sama dengan kebanyakan ponpes modern lainnya. Para santri dibekali ilmu agama dan pengetahuan umum di sekolah formal. Mulai dari PAUD, TK, SD, dan SMP, yang tersedia di pondok tersebut.

Melihat kiprahnya dalam membangun ponpes ini memang belum lama. Namun selama delapan tahun berdiri, sudah dipenuhi para santri. Dari yang awalnya hanya belasan santri, saat ini jumlah tersebut naik signifikan. Setidaknya ada 800 santri yang menuntut ilmu di ponpes tersebut.

Pengasuh Ponpes Al Asy’ariyyah 7, Fadlurrohman Al Faqih menjelaskan, ponpes tersebut untuk mewadahi anak-anak yang ingin belajar agama lebih mendalam dan bersekolah formal. “Kami ingin memastikan anak-anak tidak sulit mendapatkan ilmu agama dan sekolah. Semua kami terima di ponpes ini,” ujarnya.

Selain dua hal tersebut, di ponpes tersebut berdiri berbagai jenis usaha. Mulai dari peternakan, mesin hingga produk UMKM. Namun khusus untuk usaha ini tidak menjadi salah satu materi wajib dalam pondok tersebut.

“Kami baru bisa melatih setelah cukup lama belajar agama. Sebelum pulang atau melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, mereka akan kami bekali dengan keterampilan berwirausaha agar saat kembali ke masyarakat bisa mandiri,” katanya.

Pengasuh yang akrab disapa Gus Fafa ini menyebutkan, jika di pondok tersebut memiliki kandang untuk usaha susu dari kambing perah. Selain itu, memiliki tempat usaha untuk alat las serta mesin untuk pembuatan berbagai olahan jajanan kering.

“Selain para santri, kami fokuskan belajar agama. Kami juga ingin memberi bekal keterampilan usaha bagi mereka. Sehingga saat keluar dari pondok sudah bisa mandiri,” katanya saat ditemui di kandangnya yang tak jauh dari lokasi pondok.

Saat ini, usaha di sektor peternakan paling cocok dilakukan. Sebab, membangun jenis usaha di sektor peternakan tidak menguras waktu. “Karena santri bisa tetap membagi waktu untuk tetap belajar dan berusaha,” katanya.

Ia berharap dengan adanya ikhtiar tersebut bisa menumbuhkan santri yang paham ilmu agama, bisa menyelesaikan pendidikan formalnya, dan memiliki keterampilan di dunia usaha. “Agar lulusan dari pesantren ini benar-benar bisa bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya,” pungkasnya. (git/ida)

Reporter:
Sigit Rahmanto

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya