25 C
Semarang
Friday, 18 April 2025

Wayang Othok Obrol Wonosobo Terancam Punah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Wayang kulit merupakan salah satu kesenian tradisional yang popular di Jawa Tengah. Bahkan beberapa daerah memiliki ciri khas berbeda dari wayang kulit daerah lain. Seperti di Wonosobo yang memiliki wayang othok obrol yang kini masih terancam punah.

Penggiat Budaya Wonosobo Naniek Widayat menjelaskan, dibanding wayang gagrak (gaya) Mataram pada umumnya, wayang othok obrol mempunyai ciri khas tersendiri. Antara lain sunggingan tokoh wayang dan suluk dalang yang berbeda, ketiadaan sinden atau wiraswara, gamelan yang tidak lengkap atau hanya tujuh alat gamelan, notasi gamelannya yang lebih sederhana, dan biasanya lebih banyak menggelar lakon ruwatan.

“Warisan pedalangan yang telah bertahan selama enam generasi ini terancam tidak ada penerusnya. Calon dalang othok obrol menghadapi godaan berupa gagrak lain yang lebih popular,” kata Naniek.

Wayang othok obrol sebenarnya mengacu pada wayang gagrag Kedu yang menjadi dasar rupa wayangnya. Wayang ini tidak diciptakan dengan laku tatah-sungging manusia. Fisiknya berciri tua dan gemuk, sehingga terkesan ‘cebol’ dan memiliki wajah menunduk. “Wayangnya diwarnai dengan pigmen alami, di antaranya dari gerusan tulang, biji gendhulak, jelaga, dan lainnya,” ujarnya.

Menurut Naniek, lakon wayang othok obrol tidak berat untuk dinikmati. Ini hampir sama dengan wayang purwa. Wayang othok obrol membawakan kisah dari Mahabarata dan Ramayana, dengan lakon-lakon carangan seperti Murti Serat, Raja Kèngsi, Andhaliretna, atau yang familiar dengan selera rakyat seperti Semar Supit dan Semar Cukur.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo Agus Wibowo menjelaskan, popularitas kesenian wayang othok obrol meredup seiring dengan arus globalisasi dan perkembangan media sosial. Di sisi lain, wayang itu dinilai terlalu pakem dan tidak mampu menyesuaikan dengan tuntutan zaman, sehingga perlahan-lahan kehilangan pasarnya.

“Guna melestarikan seni dan budaya di Wonosobo, saya sudah menghimpun seluruh event-event skala kecil hingga internasional untuk kita suguhkan dan tampilkan,” kata Agus. Salah satunya, wayang othok obrol dipentaskan di Balai Desa Selokromo Jumat (17/3) lalu.

Pelestarian ini dianggap penting sebab saat ini wayang othok obrol telah lolos verifikasi kajian Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (git/ton)

Reporter:
Sigit Rahmanto

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya