RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Puncak acara peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Wonosobo digelar secara meriah. Ribuan masyarakat tumpah dalam acara yang digelar selama dua hari itu.
Berbagai acara telah digelar sejak Sabtu (11/2) pagi. Dimulai dari ziarah masayikh tokoh NU, pasar murah, hapus tato, donor darah, lomba paduan suara, PBB dan mewarnai. Hingga puncak acara dilakukan dengan salawat bersama Habib Ali Zainal Abidin dan majelis salawat Azzahir dari Pekalongan di Alun-alun Wonosobo Minggu (12/2).
Antusiasme masyarakat tak terbendung. Dengan membawa bendera hijau khas NU dan bendera merah putih, mereka rela berdesakan untuk datang ke lokasi acara. Sejak pukul 08.00 sejumlah ruas di pintu masuk ke Alun-alun kota mengalami kepadatan arus kendaraan.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat dalam arahannya sebelum memukul bedug menyampaikan, NU Wonosobo harus mandiri. Mandiri dalam berpikir, bersikap dan bertindak. Terutama terkait kebijakan berorganisasi harus sesuai ajaran para ulama.
“Semoga kita bersama-sama bisa meneladani, dan meneruskan api perjuangan para alim ulama, untuk memberikan kontribusi membangun Indonesia, membangun kabupaten Wonosobo, dan mensejahterakan masyarakat,” ujar Afif.
Ketua PCNU Wonosobo KH Abdurrahman Effendi Al-Hafidz menambahkan, memasuki abad ke 2 ini, NU harus maju dan mandiri, baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.
“Insya Allah akan segera dimulai pembangunan gedung RS NU, mohon doa restu panjenengan semuanya, NU kalau mau maju syaratnya harus kompak,” ungkap Abdurrahman.
Lebih lanjut disampaikan, Nahdlatul Ulama berperan besar dalam membangun toleransi, serta merawat keberagaman dan persatuan Indonesia. Nilai-nilai yang dipegang teguh para pendiri dan warga NU itu, didasarkan pada ajaran Islam yang menerima dan tidak memusuhi adanya perbedaan. (git/ton)