RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Sepanjang 2022, sebanyak 657 bencana terjadi di Kabupaten Wonosobo. Dari ratusan bencana itu, tanah longsor masih mendominasi. Beruntung dari sejumlah bencana tersebut tidak ada korban jiwa.
Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo Bambang Triyono menjelaskan sedikitnya ada 13 jenis bencana yang dicatat oleh BPBD Wonosobo. Namun yang paling mendominasi yakni bencana tanah longsor. Longsor terjadi di 15 kecamatan. “Ada sebanyak 518 kejadian bencana tanah longsor di sepanjang tahun ini. Baik yang berskala kecil maupun sedang,” katanya Selasa (3/1).
Disusul dengan bencana kebakaran rumah dengan 64 kejadian, angin kencang (35), banjir (28), tanah bergerak (10), dan gempa bumi (4). Sementara untuk kebakaran lahan, kekeringan, sksi teror, konflik sosial, wabah dan pandemi, serta gagal teknologi tidak terjadi sepanjang tahun ini. “Beruntung dari seluruh kejadian tersebut tidak ada satupun korban jiwa,” akunya.
Jika dibanding 2021 lalu, jumlah bencana meningkat drastis. Nyaris menyentuh angka 100 persen. “Karena dari data kami di tahun 2021 itu hanya berkisar di angka 300 dari keseluruhan bencana yang terjadi. Tapi di tahun ini hanya bencana tanah longsor saja sudah mencapai 500 lebih,” ungkapnya.
Ia pun memaklumi banyaknya kejadian tanah longsor itu memang fenomena yang sering terjadi dari tahun ke tahun. Apalagi daerah topografi Kabupaten Wonosobo yang dikelilingi pegunungan.
Bambang berharap di 2023 ini masyarakat sudah lebih sadar mengenai konsep mitigasi bencana. Terutama saat terjadi bencana tanah longsor di daerah yang rawan.
“Kami juga akan lebih gencar lagi penggalangan relawan mengingat jumlah SDM kami sangat terbatas. Kehadiran relawan yang tersebar di seluruh wilayah sangat membantu kerja kami dalam memitigasi, evakuasi kebencanaan di Kabupaten Wonosobo,” ujarnya. (git/ton)