30.6 C
Semarang
Wednesday, 24 September 2025

Punya Lapak Tapi Nekat Jualan di Luar Pasar

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, WONOSOBO – Bangunan Pasar Induk Wonosobo telah digunakan sejak beberapa bulan yang lalu. Namun hingga kini masih ditemui adanya pedagang yang masih berjualan di luar pasar. Padahal beberapa di antaranya memilikimlapak di dalam pasar.

Selasa (8/11), tim gabungan kembali merazia pedagang yang masih menggelar lapak secara liar. Pedagang banyak menjajakan jualannya di sepanjang Jalan Resimen, Jalan Pasar 1 dan Jalan Pasar 2.

“Kita komunikasikan agar mereka mau pindah dari area jalan dan mau masuk. Karena memang area ini harus steril dari para pedagang yang menggelar lapak secara liar,” kata Kepala Satpol PP Kabupaten Wonosobo Sumekto Hendro K.

Hal ini dilakukan agar tidak muncul kecemburuan dari para pedagang yang berada di dalam pasar. Sebagain besar pedagang sudah rela untuk masuk ke dalam pasar. Jika pedagang liar terus dibiarkan, tidak menutup kemungkinan para pedagang yang berada di dalam akan memilih kembali keluar.

“Makanya bagi mereka yang sudah ada lapak di dalam kita minta untuk masuk. Sementara yang belum menerima lapak, kita akan data, agar bisa masuk ke dalam atau kita pindah ke pasar pagi. Kita masih cari solusi untuk itu,” ungkapnya.

Salah satu pedagang cabai Sundiyah beralasan belum mendapat lapak di dalam pasar. Sehingga ia nekat untuk berjualan di trotoar Jalan Resimen yang berada di area pasar.

“Saya bingung mau jualan di mana kalau tidak boleh di sini. Di dalam saya tidak punya lapak, kalau harus ngontrak (lapak) saya tidak punya uang,” ujarnya.

Ia mengaku belum diberi tempat oleh pemerintah. Padahal ia telah berjualan di area pasar itu sekitar 40 tahun silam dan pernah mengalami kebakaran hingga empat kali.

“Dulu memang saya ngontrak. Tapi setelah terbakar yang terakhir, saya sudah tidak bisa beli lapak lagi. Modalnya sudah habis,” ujarnya.

Lain halnya dengan pedagang ayam Siti Umamah yang berjualan di trotoar Jalan Resimen. Ia mengaku memang memiliki lapak di dalam pasar. Namun lokasi yang digunakan untuk berjualan terpisah dengan penjual daging yang lain.

“Iya saya terpisah sendiri. Malah jualannya bareng zona tahu sama tempe,” katanya.

Padahal saban hari ia hanya menjajakan lapak dagingnya dari 5 sampai 10 kilogram saja. Saat berada di dalam lokasinya berada di pojok bersama zonasi tempe dan tahu.

“Sepi mas, saya sudah seminggu mencoba jualan nggak ada yang laku,” katanya.

Sementara itu, Kepala UPT Pasar Induk, Heri Setyawan mengaku telah mendata para pedgang yang belum mendaat lapak di dalam pasar. Berdasarkan data yang ia miliki, sebagaian pedagang yang berada di luar pasar sebenarnya telah memiliki lapak di dalam pasar.

“Mereka lebih memilih di luar itu karena pembeli ingin mencari yang praktis saja. Jadi langsung beli di pinggir jalan,” katanya. (git/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya