RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Kasus kebakaran di wilayah Kabupaten Wonosobo cukup tinggi. Bahkan berdasarkan indeks kebakaran di Jawa Tengah, Kabupaten Wonosobo menempati urutan pertama. Namun, mitigasi bencana kebakaran masih rendah.
“Kita sangat prihatin dengan kondisi Wonosobo yang hari ini sering terjadi kebakaran. Kalau dilihat hampir setiap 3 bulan sekali terjadi kebakaran,” kata Wakil Bupati Wonosobo, Muhammad Albar saat meninjau dan menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran di Kampung Gunung Pitik, Kelurahan Sapuran, Kabupaten Wonosobo Selasa (27/9).
Ia meminta kepada pihak desa, kelurahan bahkan kampung-kampung di Wonosobo untuk membuat tempat penampungan air sebagai antisipasi ketika terjadi kebakaran. Hal tersebut bisa menjadi pertolongan pertama saat ada peristiwa kebakaran di pemukiman.
“Mobil pemadam kebakaran ini sering terjadi keterlambatan. Sampai di lokasi kejadian malah sudah habis. Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk penanganan awal saat ada kebakaran agar tidak meluas,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo Bambang Triyono meminta dinas terkait untuk turut memetakan dan melakukan pembenahan terhadap kampung yang rawan bencana kebakaran.
“Perkampungan di Wonosobo ini rumahnya padat dan tidak ada jalan yang lebar untuk masuk ke tengah perkampungan. Sehingga seperti kasus kebakaran ini, mobil pemadam kami tidak bisa mendekat ke lokasi kebakaran karena akses jalannya sempit. Ini menyulitkan saat melakukan pemadaman,” bebernya.
Ia berharap dinas terkait untuk menata perkampungan atau minimal melakukan sosialisasi di wilayah yang rawan bencana kebakaran, terutama yang padat penduduk. Sehingga apabila terjadi kebakaran, pihak BPBD tidak kesulitan untuk masuk ke lokasi langsung. (git/ton)