RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Intervensi Pemerintah Kabupaten untuk mengentaskan rendahnya pendidikan di Wonosobo telah dimulai. Dari 694 anak yang ingin sekolah, hanya ada 276 anak putus sekolah yang akan kembali berseragam dalam waktu dekat ini.
Kepala Disdikpora Kabupaten Wonosobo Tono Prihartono mengungkapkan, Kabupaten Wonosobo memiliki tekad untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mengatasi persoalan kemiskinan. Persoalan di bidang pendidikan, terutama terkait dengan rata-rata lama sekolah yang baru pada angka 6,82 berkontribusi terhadap tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Wonosobo.
“Salah satu subjek yang perlu diintervensi adalah anak tidak bersekolah atau ATS yang perlu didorong untuk kembali ke sekolah,” ungkapnya.
Pemkab Wonosobo berkomitmen untuk melakukan penanganan ATS melalui program ‘Wonosobo Pintar’ yang diwujudkan dengan aksi ‘Mayo Sekolah’. Fokusnya mengembalikan ATS ke sekolah.
Menurutnya, berdasarkan data Kemendikbud RI, terdapat 3.587 ATS di Wonosobo. Setelah dilakukan validasi data ke lapangan, ditemukan ada 2.505 ATS. “Berbekal data tersebut, kami bersama camat, kepala desa dan perangkat desa door to door ke rumah anak yang putus sekolah. Hasilnya ada sebanyak 694 yang berkeinginan untuk kembali sekolah,” katanya.
Namun, setelah masa pendaftaran selesai, hanya ada 276 anak yang mendaftar di satuan pendidikan formal, PKBM dan SKB. Sebagian besar anak enggan kembali mendaftarkan diri dengan berbagai macam alasan. “Sebagian besar mereka tidak mau bersekolah kembali selain rasa malu, juga karena banyak yang lebih memilih bekerja saja,” terangnya.
Rencananya, ratusan anak yang mau kembali sekolah tersebut akan mendapatkan biaya pendidikan gratis dari Pemkab Wonosobo. Dengan diambilkan dana dari APBD sebesar Rp 500.000 per bulan hingga masa wajib belajar mereka terselesaikan. “Selain pendidikan gratis selama sekolah, anak tersebut juga akan mendapatkan seragam dan perlengkapan sekolah gratis,” bebernya.
Sementara itu, Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat menyampaikan, aksi Mayo Sekolah ini sebagai upaya bersama untuk membangkitkan kembali semangat anak-anak untuk mengenyam pendidikan. Ia berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan angka partisipasi sekolah, yang akan berimplikasi pada meningkatnya kualitas sumber daya manusia Kabupaten Wonosobo.
“Dengan demikian, hal ini akan berdampak selaras dengan meningkatnya daya saing sumber daya manusia dan tenaga kerja yang mampu mendukung pembangunan yang lebih baik,” bebernya. (git/ton)