RADARSEMARANG.COM, Magelang – Mendekati Idul Adha, kondisi pasar hewan di Wonolelo justru sepi. Pedagang maupun pembeli masih khawatir memperdagangkan ternaknya di luar rumah.
“Kebanyakan pada takut mas, karena ada virus. Banyak yang sakit,” terang Sirwanto salah satu pedagang sapi di Pasar Hewan Wonolelo saat ditemui di lokasi,Senin (4/7).
Ia menyebut, selama munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Wonosobo, jumlah hewan yang diperdagangkan mengalami penurunan signifikan. Sebab jika dibandingkan kondisi sebelum adanya virus, di pasar tersebut selalu dipenuhi hewan ternak yang diperjualbelikan.
“Sampeyan bisa lihat sendiri, biasanya ada 20-30 sapi setiap bukaan pasaran mas. Sekarang paling banyak sekitar 5 ekor saja,” ujarnya. Kemarin hanya ada 3 sapi yang dijual di Pasar Hewan Wonolelo.
Tak hanya jumlah pedagang yang menurun, pembeli pun tak banyak. Padahal tahun-tahun sebelumnya, menjelang Idul Adha menjadi momen untuk panen pembeli. “Padahal ini adalah hari pasaran terakhir sebelum hari raya. Karena sini kan bukanya setiap Manis (Legi, red), besok Sabtu pas pasaran Manis kan sudah tidak buka, karena sudah ada yang Lebaran,” terangnya.
Kondisi sepinya transaksidi pasar hewan juga diakui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dispaperkan Wonosobo Sidik Drioyo. Menurutnya, meski pasar hewan telah kembali dibuka dalam beberapa minggu terakhir, namun kondisinya lengang.
Hal ini dikarenakan banyak pedagang yang enggan untuk membawa ternaknya diperdagangkan di pasar.
“Itu bukan hanya terjadi di pasar saja. Biasanya mendekati hari raya kurban ini di pinggir jalan juga ramai pedagang dadakan. Tapi sekarang hampir tidak kita temukan,” katanya.
Dari laporan yang telah masuk ke Dispaperkan, sedikitnya ada 1.199 ekor hewan yang telah teridentifikasi suspect virus PMK. Dari jumlah tersebut, hewan ruminansia jenis sapi menjadi yang paling dominan terserang virus. Total ada 1067 ekor sapi yang diduga terserang virus, 30 kerbau, 63 kambing dan 39 domba.
Meski jumlah yang terjangkit telah mencapai ribuan, ia memastikan hewan ternak yang sakit itu tidak menular ke manusia. Daging dari hewan tersebut tetap aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat dengan syarat dicuci bersih dan dimasak hingga matang. (git/ton)