RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Angka stunting di Kabupaten Wonosobo masih di atas 20 persen. Data ini berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Namun menurut Kepala Dinas PPKBPP-PA Kabupaten Wonosobo Dyah Retno Sulistyowati, berdasarkan penimbangan serentak pada Februari 2022, data manual angka stunting sudah 12,6 persen.
Sedangkan target nasional angka stunting pada 2024 di angka 14 persen. “Artinya Wonosobo sudah dibawah target nasional,” ujarnya ketika mengikuti apel siaga TPK Nusantara Bergerak.
Pada kesempatan itu diserahkan data keluarga berisiko stunting hasil pendataan keluarga tahun 2021, kepada kader TPK, perwakilan Kelurahan Wonsobo Barat, Wonosobo Timur, dan Jaraksari.
Jumlah keluarga berisiko stunting di Wonosobo Timur sebanyak 549 kepala keluarga, Wonosobo Barat 792 kepala keluarga, dan Jaraksari 1934 kepala keluarga.
Sementara sasaran keluarga bersiko stunting yaitu balita bawah dua tahun, balita balita di bawah lima tahun, ibu hamil dan calon pengantin atau pasangan usia subur (PUS). Dyah mengaskan pihaknya akan terus melakukan evaluasi, kroscek, verifikasi dan validasi mengenai angka stunting di Wonosobo ini.
Wonosobo memiliki 2034 orang TPK Bergerak. Pada setiap desa, DPPKBPP-PA menyiapkan 2 tim TPK. Tiap tim terdiri dari 3 orang, yakni bidan/nakes, tim PKK dan kader KB.
TPK bergerak merupakan terobosan baru dalam menurunkan angka stunting maupun kematian ibu dan anak di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Wonosobo. (git/lis)