RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Festival penerbangan balon udara tradisional di Desa Kembaran, Kecamatan Kalikajar telah dimulai, Selasa (3/5/2022). Di hari pertama gelaran tersebut, banyak balon yang gagal terbang lantaran kondisi angin terlalu kencang.
Menurut Ketua Panitia acara festival balon udara, Adi Setyawan menyebutkan jika di hari pertama penerbangan balon ini diikuti oleh sedikitnya 20 peserta dari masyarakat lokal disana. Sayangnya dari seluruh peserta yang ikut itu tak seluruh balon bisa diterbangkan.
“Ada beberapa yang memang gagal terbang. Ini lantaran posisi angin yang cukup kencang sehingga saat mengisi uap panas balon banyak yang robek,” terangnya saat ditemui disela acara.
Meski ada beberapa balon yang gagal terbang, acara festival ini tetap berlangsung meriah. Kemeriahan itu bisa dilihat sejak pukul 05.30 pagi hari. Menurutnya banyak masyarakat yang antusias datang untuk melihat festival tersebut.
“Karena memang festival balon udara ini digelar untuk memeriahkan setiap memasuki hari raya idul fitri. Rencananya akan digelar selama Empat hari. Puncaknya sendiri akan dilakukan pada hari jumat (6/5/2022),” katanya.
Rencananya, festival yang akan digelar selama 4 hari kedepan itu akan diikuti oleh sebanyak 44 tim balon udara. Kepesertaannya sendiri akan diikuti dari dalam kota maupun luar kota Wonosobo.
Apalagi penerbangan balon udara itu sempat terhenti selama 2 tahun terakhir akibat pandemi Covid-19. Sehingga banyak masyarakat yang antusias untuk datang dan melihat penerbangan balon berukuran raksasa itu di Desa Kembaran.
“Jadi bagi masyarakat yang belum tahu bagaimana kemeriahan acara ini bisa datang langsung di hari berikutnya. Karena ini gratis untuk umum,” katanya.
Diketahui jika dari 20 peserta yang ikut dalam festival balon kali ini diwajibkan untuk mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan dan Airnav Indonesia. Yang menyebut jika setiap balon udara yang diterbangkan harus ditambatkan atau diikat menggunakan tali dengan tinggi maksimal 150 meter.
“Ini dilakukan agar balon udara tidak terbang secara bebas dan liar ke udara sehingga tidak mengganggu dan membahayakan jalur penerbangan pesawat,” terangnya.
Bahkan ukuran balon juga menjadi perhatian. Sebab maksimal bentuk balon hanya diperbolehkan setinggi 7 meter dengan diameter selebar 7 meter. Meski demikian aturan tersebut pun tidak melunturkan tradisi yang sudah berlangsung turun temurun di wilayah Wonosobo
“Respon peserta sangat antusias dan lebih senang walaupun balon diikat. Karena justru dengan diikat peserta dan warga yang menonton pun bisa lebih lama untuk melihat balonnya. Kalau tidak diikatkan balon bisa terbang ke udara jadi cepat hilang begitu saja balonnya jadi tidak bisa dinikmati,” tandasnya.
Erkait festival balon udara itu Kapolres Wonosobo, AKBP Ganang Nugroho Widhi mengaku telah menerjunkan sejumlah personel untuk mengamankan jalannya festival balon di wilayah Wonosobo. Terdapat empat lokasi festival balon yang tersebar di tiga kecamatan yaitu, di desa Karang Luhur dan desa Sudung Dewo di kecamatan Kertek, desa Semayu Selomerto serta di kecamatan Kalikajar.
“Kami sudah memploting sejumlah personel gabungan Polres dan Kodim 0707 menjadi 4 tim, keempat tim tersebut dibantu linmas setempat akan melaksanakan pengamanan baik terbuka maupun tertutup di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan,” ungkapnya dalam rilis yang dikeluarkan kemarin.
Selain tim pengamanan, Kapolres juga mengaku telah membentuk tim patroli mobiling. Hal ini dilakukan untuk memantau apakah masih ada warga yang menerbangkan balon udara tanpa ditambatkan.
Kapolres sendiri meminta masyarakat Wonosobo bisa mengikuti alturan yang berlaku dalam menerbangkan balon udara. Sebab setiap penerbangan balon udara sendiri telah disediakan pemkab Wonosobo melalui festival yang di fokuskan ke beberapa titik itu.
Lebih jauh Kapolres menegaskan hingga Minggu 8 Mei mendatang, anggotanya akan terus memantau pelaksanaan penerbangan balon udara di Kabupaten Wonosobo.
“Saya berharap masyarakat dapat mematuhi aturan yang berlaku mengenai penerbangan balon udara, tradisi tetap kita pertahankan namun jangan sampai merugikan pihak lain yang dalam hal ini adalah penerbangan di negara kita,” pungkasnya. (git/bas)