RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Sektor ekonomi kreatif mulai digarap serius oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo. Keseriusan itu dilakukan dengan fokus mengembangan hasil kerajinan dari bulu domba Wonosobo (dombos) yang khas dan unik.
“Pelaksanaan awal ini dengan membentuk perjanjian kerjasama (PKS) antara Yayasan Solidaridad dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,” terang Kepala Disparbud Wonosobo Agus Wibowo di Pendopo Kabupaten Selasa (22/3).
Agus mengaku jika perjanjian yang dilakukan dengan pihak solidaridad sendiri akan banyak melakukan pendampingan ke sejumlah peternak dan pendamping dombos. Utamanya untuk mengembangkan limbah dombos yang selama ini dianggap tak memiliki nilai ekonomi menjadi kreasi fashion dan handycraft.
“Jika bagian hulu di peternaknya sudah kita garap. Maka tinggal hilirnya juga kita tingkatkan kreatifitasnya. Agar sistem ini berjalan dengan baik,” jelasnya.
Saat ini jumlah dombos di Kabupaten Wonosobo masih sekitar 5000 ekor yang dikelola oleh 500 peternak. Jika seluruh bulu bisa diserap oleh pengrajin, katanya akan membutuhkan banyak sektor tenaga kerja baru yang harus dilibatkan.
Senior Finance and Operation Manager Solidaridad Yeni Fitriyanti menjelaskan, pihaknya siap memberikan jaminan permodalan bagi para peternak dan pengrajin dombos di Kabupaten Wonosobo. Dengan mekanisme pencairan yang mudah dan ringan. “Tapi akses permodalan ini akan kita berikan setelah kelompok-kelompok ini bisa menentukan dengan jelas apa yang akan mereka garap,” terangnya.
Maka untuk melaksanakan proses tersebut pihaknya akan banyak melakukan pendampingan kepada sejumlah kelompok peternak dan pengrajin bulu dombos yang ada. (git/ton)