RADARSEMARANG.COM, Wonosobo – Diduga menghirup gas beracun, Tujuh pekerja (work over) yang tengah berada di lokasi pengeboran sumur panas bumi milik PT Geo Dipa Energi Dieng dilarikan ke rumah sakit. Satu orang dinyatakan meninggal dunia, Enam orang lainnya masih dalam perawatan intensif di RSUD Setjonegoro.
Corporate Secretary PT Geo Dipa Energi, Endang Iswandini membenarkan peristiwa nahas tersebut. Disampaikannya jika kebocoran gas beracun itu terjadi pada sumur eksisting PLTP Dieng Unit I.
“Yang saat itu tengah dilakukan perbaikan oleh Rig Kontraktor. Itu terjadi karene reliev valve terbuka secara otomatis dibawah standar tekanan yang seharusnya,” ujarnya dal rilis yang disampaiakan itu.
Ia menyebut jika saat kejadian berlangsung tengah dilakukan pengecekan oleh sejumlah pekerja. Namun sayangnya saat baru sampai di lokasi pengecekan itu muncul gas yang bocor.
“Dan dipastikan itu tidak terjadi karena ada ledakan ataupun terjadi di lokasi pengeboran sumur. Jadi jika ada anggapan yang seperti itu kita pastikan hoax,” terangnya.
Kronologi kejadian tersebut terjadi pukul 14.55 sore di PAD 28. Kejadian ini berawal dari kegiatan quenching sumur. Salah seorang pekerja yang merupakan pelaksanaa pekerjaan Workover berinisiatif memeriksa relief valve di mud pump-1. Namun saat tengah dilakukan pengecekan tiba-tiba terbuka secara otomatis.
“Kemudian pekerja tersebut terjatuh dan pingsan. Lalu dievakuasi ke Puskesmas Kejajar 1 Wonosobo. Diduga korban terpapar gas beracun yang keluar bersama dengan air saat relief valve terbuka otomatis,” ungkapnya.
Setelah Satu orang pingsan, gas tersebut juga menyebar ke Enam orang yang berada di dekat lokasi. Sehingga ikut terkena imbasnya dan tak sadarkan diri. Meski ia memastikan jika dalam pelaksaan pekerjaan tersebut, seluruh SOP sudah dijalankan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan kerja yang berlaku.
“Juga kita pastikan bahwa tidak ada masyarakat yang menjadi korban dalam kejadian tersebut, hanya para pekerja yang berada pada lokasi tersebut,” ungkapnya.
Menurutnya, kebocoran tidak akan meluas. Saat ini kondisi di lokasi kejadian sendiri sudah dinyatakan aman. Terlebih, kebocoran keran uap itu berjarak sekitar 2 kilometer dari perkampungan terdekat yang ada di Dusun Pawuhan, Desa Karang Tengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Sehingga warga tidak perlu dikhawatirkan terjadi gas beracun susulan.
Dikabarkan dari 7 korban keracunan gas beracun, 3 orang dilaporkan sudah dalam kondisi sadar, 3 korban masih belum stabil dan 1 orang lagi meninggal dunia. Hanya, belum didapat nama-nama dan alamat korban.
“Korban meninggal tidak di lokasi kejadian. Tapi sudah berada di Puskesmas Kejajar. Korban yang meninggal dunia diduga kehabisan oksigen sesaat setelah mendapatkan pertolongan medis,” ujarnya.
Para pekerja yang menjadi korban itu antara lain, Sulton Amin asal provinsi Riau, Sutrisno asal Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Edi Yanuar asal, Cepu, Irvan Afandi asal Kabupaten Tolili Barat, Agus asal Kalikajar, Wonosobo, Mattew Sinaga Asal Bandung, Slamet Asal Banjarnegara, Endang, serta Lilik asal Magelang.
“Satu orang asal Magelang itu mas yang dinyatakan meninggal saat sedang dibawa ke Puskesmas Kejajar I,” terang Budi Purnomo sebagai keluarga dari salah satu pekerja yang menjadi korban kebocoran gas beracun saat dikonfirmasi.
Ia menjelaskan jika memiliki Dua adik yang ikut bekerja di PT Geo Dipa dan kebetulan berada di lokasi kebocoran gas tersebut. Satu adiknya tak sadarkan diri dan ikut di bawa ke RSUD Setjonegoro. Sementara satu adiknya lagi selamat dari kejadian tersebut.
“Kabar terbaru adik saya yang dirawat ini Alhamdulillah sudah dalam keadaan sadarkan diri di RSUD. Yang satunya lagi sedang bersama saya di rumah dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Budi menuturkan kembali dari kesaksian dari adiknya yang selamat dalam peristiwa tersebut. Adik yang enggan disebutkan namanya itu mengaku saat kejadian hanya berjarak 25 meter dari lokasi kebocoran.
“Adik saya ini salah satu orang yang berhasil mengevakuasi pekerja yang sempat tak sadarkan diri,” katanya.
Budi mengaku jika adiknya sempat kaget saat melihat orang yang dekat dengan master palp (keran uap) yang bocor ini lari berhamburan. Tak berselang lama tercium bau yang sangat menyengat dari lokasi itu.
“Beberapa orang yang terkena gas beracun itu sebenarnya sempat berlari untuk menyelamatkan diri. Namun baru beberapa meter tak kuat mengirup gas hingga terjatuh hampir bersamaan,” katanya.
Setelah itu adik dari Budi yang selamat ini mengambil oksigen untuk ikut mengevakuasi pekerja yang tergeletak. Sementara tim dengan APD lengkap langsung menutup keran yang sempat bocor.
“Posisi kejadian sangat cepat. Baru saat akan mengecek master palp itu, tiba-tiba uap keluar dan langsung berlari dan kemudian terjatuh tak sadarkan diri,” ungkapnya.
Beruntung dilokasi telah disediakan tim medis. Sehingga Tujuh korban yang tak sadarkan diri itu sempat dilakukan pertolongan pertama sebelum dilarikan ke Puskesmas.
Ia melanjutkan jika sebenarnya di wilayah tersebut sedang ada banyak bekerja yang terbagi dalam beberapa tim. Kebetulan, Sembilan pekerja yang tak sadarkan diri itu merupakan tim yang sedang melakukan pengecekan pada Master Palp. Sehingga hanya merekalah yang paling terkena imbasnya.
“Karena jarak mereka yang paling dekat. Sementara yang lain termasuk adik saya yang selamat ini cukup jauh jaraknya,” katanya.
Bau dari gas beracun yang bocor tersebut dikatakan hanya terjadi di kisaran 10 menit. Setelah itu bau sudah mulai menghilang. Sehingga dirinya memastikan jika tak sampai di perkampungan warga. (git/bas)
